Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Survei Nielsen: Indeks Keyakinan Konsumen Menguat

Tingkat keyakinan konsumen online Indonesia terus menunjukan peningkatan sejak akhir tahun lalu. Tren peningkatan ini diperkirakan masih akan terus berlanjut bila pemerintah mampu menjaga stabilitas politik tetap kondusif.
Ilustrasi/ipb.ac.id
Ilustrasi/ipb.ac.id

Bisnis.com, JAKARTA - Tingkat keyakinan konsumen online Indonesia terus menunjukan peningkatan sejak akhir tahun lalu. Tren peningkatan ini diperkirakan masih akan terus berlanjut bila pemerintah mampu menjaga stabilitas politik tetap kondusif.

Berdasarkan Global Survey of Consumer Confidence and Spending Intentions Q3 2016 yang dirilis Nielsen, IKK Indonesia berada pada poin 122, naik 3 poin dari kuartal II/2016.

Managing Director Nielsen Indonesia Agus Nurudin mengatakan peningkatan keyakinan konsumen ini terjadi karena adanya program tax amnesty. Selain itu kestabilan ekonomi dan politik yang terjaga secara konsisten juga turut berkontribusi mengkerek kenaikan IKK.

Upaya pemerintah mengeluarkan paket deregulasi ekonomi yang disusul dengan kebijakan tax amnesty direspon dengan positif, baik oleh konsumen maupun dunia industri.

“Dengan tax amnesty, otomatis banyak dana segar yang masuk ke Indonesia yang nantinya praktis akan digunakan untuk belanja pemerintah. Ini akan mendorong mengalirnya uang ke pasar dan membuat perekonomian masyarakat juga terstimulasi,” kata Agus di Jakarta, Rabu (2/11).

Dia merinci peningkatan keyakinan konsumen didorong oleh dua indikator penilaian, yakni keinginan berbelanja yakni naik 6 poin menjadi 60, serta keyakinan konsumen akan kondisi keuangan pribadi dalam 12 bulan ke depan, yang meningkat 3 poin menjadi 84.

Selaras dengan kondisi pada kuartal lalu, konsumen juga sudah tidak terlalu khawatir terkait resesi ekonomi.

Sebaliknya, optimisme konsumen terkait peluang kerja di masa depan justru menurun 2 poin. Meski sejumlah industri mulai tumbuh positif, adanya konversi dari manual ke teknologi ternyata membuat publik meningkatkan kekhawatiran publik akan kepastian kesempatan kerja.

Di sisi lain, kekhawatiran utama konsumen Indonesia masih seputar kondisi ekonomi, meski angkanya menurun ke 31% dibandingkan kuartal lalu sebesar 38%. Kekhawatiran akan terorisme dan stabilitas politik muncul di kuartal ini, di mana 17% konsumen online menyatakan khawatir akan terotisme.

“Adanya aksi terorisme di Orlando, AS dan di Bastille, Paris membuat konsumen khawatir. Di dalam negeri, persiapan mulainya Pilkada serentak juga menimbulkan kekhawatiran akan stabilitas politik.”

Rasional

Uniknya, dalam kuartal III ini terlihat anomali. Kendati kecenderungan untuk berbelanja dan level optimisme meningkat, konsumen tidak masih lebih suka menabung daripada membelanjakan uangnya.

Pemanfaatan sisa uang tunai yang paling tinggi digunakan untuk tabungan (77%), naik 7% dari periode lalu. Sisanya untuk liburan, investasi di pasar modal, hiburan dan berbelanja pakaian.

Adapun lima strategi penghematan yang paling banyak dilakukan yakni penundaan belanja produk teknologi terbaru, mengurangi belanja baju baru, menunda penggantian peralatan rumah tangga, mengurangi hiburan ke luar rumah dan memangkas anggaran liburan.

“Konsumen Indonesia memang lebih rasional, mereka akan membandingkan dulu sebelum membeli barang produk konsumer,” ujar Agus.

Meski begitu, pada kuartal depan diperkirakan angka konsumsi akan tetap meningkat. Hal ini lantaran pada Desember ada momentum Natal dan Tahun Baru serta libur panjang.

“Praktis masyarakat akan lebih membelanjakan uang yang sudah ditabung, mayoritas untuk liburan.Nielsen Global Survey of Consumer Confidence and Spending Intentions Q3 2016 digelar pada 10 Agustus – 2 September 2016 dengan melibatkan 30.000 konsumen online di 63 negara di seluruh Asia Pasifik, Eropa, Amerika Latin, Timur Tengah, Afrika dan Amerika Utara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper