Bisnis.com, MALANG - Kota Malang mengalami deflasi sebesar 0,20% yang ditandai a.l penurunan harga volatile food seperti bawang merah.
Kepala Badan Pusat Statistik Kota Malang Muhammad Sarjan mengatakan dari tujuh kelompok pengeluaran, 4 kelompok mengalami inflasi dan 3 kelompok pengeluaran mengalami deflasi.
“Kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yakni kelompok bahan makanan 0,97%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,14%; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,03%; kelompok sandang 0,64%, kelompok kesehatan 0,03%, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,06 %; dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,01%,” ujarnya di Malang, Selasa (1/11/2016).
Sepuluh komoditas teratas yang mengalami kenaikan harga pada Oktober 2016, yakni cabai merah, tarif listrik, bawang putih, rokok kretek filter, pasir, angkutan udara, pepaya, minyak goreng, tongkol pindang, dan sewa rumah.
Adapun 10 komoditas terbesar yang mengalami penurunan harga pada Oktober 2016 adalah bawang merah, semen, emas perhiasan, telur ayam ras, kentang, daging ayam ras, tarip pulsa ponsel, apel, selada/daun selada, dan jeruk.
Tingkat inflasi tahun kalender Oktober 2016 sebesar 1,58% dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2016 terhadap September 2016 ) sebesar 2,65%.
Kasie Statistik Distribusi BPS Kota Malang Erny Fatma Setyoharini menambahkan beberapa komoditas bahan makanan mengalami penurunan harga seperti daging ayam ras, kentang, telur ayam ras karena permintaan sudah mulai normal kembali dibanding bulan kemarin banyak masyarakat yang mempunyai hajat.
Harga emas perhiasan juga mengalami penurunan, sehingga menyebabkan kelompok bahan makanan dan sandang mengalami deflasi dan menjadikan kota Malang deflasi sebesar 0,20 %.
Meningkatnya produksi semen nasional yang lebih tinggi dibandingkan permintaan pasar dan makin ketatnya persaingan industri semen, mengakibatkan turunnya harga semen di pasaran dan menyebabkan kelompok perumahan, listrik, gas dan bahan bakar mengalami deflasi 0,03%, selain disumbang oleh kenaikan tarif listrik yang mulai diberlakukan lagi.
Penyebab terjadinya deflasi Oktober 2016 adalah turunnya indeks harga konsumen secara umum. Dari tujuh kelompok pengeluaran, 4 kelompok mengalami inflasi dan 3 kelompok pengeluaran mengalami deflasi.
Kelompok-kelompok itu adalah bahan makanan -0.97 %; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0.14 %; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar -0.03 %; kelompok sandang -0.64 %; kelompok kesehatan 0.03 %; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0.06 %; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0.01 % sebagaimana
Kelompok komoditas yang memberikan andil deflasi pada Oktober 2016, yakni kelompok bahan makanan 0,0454 %; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,0215%; kelompok sandang 0,0031%, dan kelompok transportasi, komunikasi,dan jasa keuangan 0,1205%.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang Dudi Herawadi mengatakan sebelumnya khawatir pada Oktober Kota Malang melihat tren menaiknya harga-harga bahan-bahan kebutuhan pokok pada pekan terakhir September. “Namun realisasinya justru berbeda.”