Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mendag : Prospek Ekspor Cerah

Siang itu, Minggu (16/10), kondisi cuaca di Jakarta sedikit mendung. Namun, berbeda dengan kondisi Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Mengenakan kemeja putih, wajah Enggar terlihat cerah.
Ilustrasi/cemat.de
Ilustrasi/cemat.de

Bisnis.com, JAKARTA---Siang itu, Minggu (16/10), kondisi cuaca di Jakarta sedikit mendung. Namun, berbeda dengan kondisi Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Mengenakan kemeja putih, wajah Enggar terlihat cerah. 

Wajar saja, tahun ini, ajang pameran tahunan Trade Expo Indonesia (TEI) 2016 yang digelar Kementerian Perdagangan (Kemendag), sukses.

Masih 6 jam menuju penutupan hajatan besar Kemendag itu, total transaksi sudah mencapai US$974,76 juta atau naik 7,2% dari catatan transaksi dagang tahun lalu yang senilai US$909 juta.

"Ini artinya perintah Presiden agar TEI menjadi titik balik kinerja ekspor nasional sudah sejalan karena lebih tinggi 7,2% dibanding tahun lalu. Tapi kami masih meyakini transaksi dapat melampaui US$1 miliar, karena sampai dengan sore nanti masih akan dicatat lagi apa yang akan dilakukan ditambah dengan transaksi dari pengusaha yang berkunjung ke daerah," jelas Enggar dalam pidato penutupan TEI 2016 di Jakarta, Minggu (16/10).

Pada tahun monyet api ini, transaksi TEI tercatat dilakukan pembeli dari 110 negara.  Rinciannya, transaksi produk mencapai US$826,52 juta dan jasa US$48,23 juta. Kemudian, nilai investasi pun mencapai US$100 juta. Adapun negara yang mencatatkan transaksi terbesar yakni India, Malaysia, Swiss,Mesir, dan Perancis.

Produk yang diminati beragam. Mulai dari furnitur, makanan, minyak esensial, batu bara, hingga produk andalan kopi diminati pembeli manca negara yang datang.

Kinerja TEI tahun ini memang tak bisa dipandang enteng. Sebab, sejak 2012, catatan transaksi dagang pada hajatan besar ini terus terkoreksi. Penyebab utamanya yakni kondisi ekonomi dunia, terutama pasar tradisional tujuan ekspor yang melesu.

Tak hanya TEI pada tahun-tahun sebelumnya, kinerja ekspor nasional secara keseluruhan pun tertekan. Pada periode Januari-Agustus 2016, kinerja ekspor nasional masih terkoreksi.

Data Kemendag menunjukkan kinerja pengapalan di periode itu turun 10,6% secara tahun sebelumnya (year on year/yoy). Per Januari-Agustus 2015, nilai ekspor Indonesia mencapai US$102,61 miliar, sedangkan pada tahun berikutnya melorot ke US$91,73 miliar.

Hingga akhir tahun nanti Enggar meyakini angka ekspor tersebut akan membaik. Apalagi, dengan adanya geliat positif dari ajang TEI 2016 kian membuat keyakinan tersebut menguat.

Tak ingin mengulang prestasi penurunan yang sama, Kemendag menggunakan strategi lain. Dua jurusnya yakni diversifikasi pasar dan diversifikasi produk.

Untuk diversifikasi pasar, kini radar Kemendag mengarah pada pasar-pasar nontradisional. Pasar jenis ini merupakan negara-negara yang jarang bahkan belum digarap eksportir nasional.

Beberapa negara yang potensial yakni India, Afrika, Bangladesh dan Amerika Latin. Ada juga Iran yang mulai membuka diri terkait keran impornya.

Peluang ke pasar baru ini besar. Kemendag mencatat, nilai ekspor ke pasar tradisional menempati 75% dari total transaksi pengapalan nasional. Padahal,di peta pasar tradisional itu hanya ada 14 negara yang menjadi tujuan utama ekspor.

Sebaliknya, 186 negara lain yang masuk pasar non-tradisional hanya menempati porsi sebanyak 25% dari total nilai ekspor Indonesia.

Dengan berbagai pendampingan yang dilakukan Kemendag, Enggar membidik pangsa pasar non-tradisional dalam kinerja ekspor Indonesia bisa naik ke level 30% pada tahun depan. "Kami juga meyakini kinerja ekspor tahun depan [2017] harus lebih tinggi, karena TEI ini saja kami yakin akan sampai US$1miliar," tukas Enggar.

Soal diversifikasi produk, Kemendag juga akan mengirim para desainer untuk berkolaborasi dengan usaha kecil dan menengah (UKM) di daerah. Tujuannya, untuk memberikan sentuhan desain bagi produk lokal agar mampu menggaet pasar global.

Sejalan dengan Kemendag, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) pun meyakini ekspor tahun depan akan membaik. Ketua Komite Pengembangan Ekspor Kadin Indonesia Handito Joewono mengatakan TEI 2016 ini menjadi pesta bagi para pengusaha. Pasalnya, catatan positif kenaikan transaksi pada TEI tahun ini menjadi bukti bahwa era pesimisme kinerja ekspor sudah berakhir.

"Kami yakin ini menjadi titik balik. Tahun depan kinerja ekspor paling tidak akan naik minimal 10%," jelas Handito kepada Bisnis, Minggu (16/10).

Untuk mengarah ke pasar non-tradisional, Handito mengakui soal transportasi memang bisa menambah biaya. Misalnya, untuk mengekspor ke Afrika, perlu melewati jalur perdagangan tertentu.

Kemudian, soal infrastruktur pembayaran ke kawasan tersebut juga masih perlu ditingkatkan. Sebab, kecenderungan importir Afrika lebih senang bertransaksi secara tunai dibandingkan menggunakan letter of credit (LC). Namun, pasar yang jarang digarap di peluang duit di kawasan tersebut dinilai sebanding dengan usaha yang dilakukan untuk menembus pasar.

Peluang peningkatan ekspor, lanjut Handito, juga bisa datang dari pasar Asean selain Singapura. Dia merinci, Laos, Myanmar, Kamboja, Vietnam, dan Brunai bisa menjadi pasar yang prospektif.

Namun, untuk tahun ini Handito memang lebih pesimis. Terutama akibat kondisi ekonomi global dan masa waktu penggenjotan ekspor yang bersisa dua bulan lagi. Setidaknya, Handito meyakini ekspor akan tercapai di level US$140 miliar pada akhir tahun nanti.

"Tapi tahun depan tetap yakin US$150 miliar sampai US$160 miliar lah," ujar Handito.

Akan tetapi, meski ada secercah cahaya bagi kinerja ekspor nasional, pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah (PR) yang lebih besar. PR tersebut yakni menjaga neraca perdagangan Indonesia.

Jangan sampai, di tengah kondisi ekspor yang menanjak, impor pun malah tak terbendung. Sehingga, secercah cahaya bagi kinerja ekspor tak malah meredup, malah semakin bersinar ke depannya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper