Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede memperkirakan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) pada kuartal ketiga tahun ini berada di kisaran 1,9%-2,0% terhadap Produk Domestik Bruto. Defisit neraca barang cenderung akan menurun karena impor barang modal dan bahan baku melambat.
Dia memprediksi hingga akhir tahun defisit transaksi berjalan mencapai US$18 miliar-Rp19 miliar atau sekitar 2,0%-2,1% terhadap PDB.
"Sementara itu kondisi neraca jasa-jasa, pendapatan primer dan sekunder kurang lebih belum ada perubahan yang cukup signifikan," katanya, Minggu (23/10/2016).
Sebelumnya, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan defisit transaksi berjalan (current account defisit/CAD) pada tahun depan bisa berada dalam kisaran 2,5%-2,7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau lebih rendah dari  perkiraan sebelumnya. Sementara itu, CAD keseluruhan tahun ini bisa lebih rendah lagi dengan kemungkinan di bawah 2%.
"Kemarin kan bulan Agustus kan neraca perdagangan kita bagus, surplusnya juga lebih besar dan itu secara keseluruhan akan memperbaiki neraca transaksi berjalan," ucapnya.
Defisit transaksi berjalan pada kuartal I/2016 tercatat sebesar 2,2% terhadap PDB atau US$4,8 miliar. Presentase itu semakin menurun pada kuartal II/2016 menjadi 2% terhadap PDB atau US$4,7 miliar.
Sementara, surplus neraca perdagangan pada September 2016 senilai US$1,22 miliar. Surplus neraca perdagangan September 2016 dipicu oleh surplus sektor nonmigas sebesar US$1,8 miliar dengan defisit di sektor migas senilai US$681,1 juta.