Bisnis.com, SEMARANG - Ciputra Group membuka klaster baru yang mengusung tema hunian mewah dengan suasana alam, dengan segmentasi pasar menengah ke atas.
General Manager Citra Grand Ipung Jati W. mengatakan permintaan pasar terhadap produk rumah dari Citra Grand terus meningkat setiap tahun. Oleh karena itu, katanya, ceruk pasar itu dimanfaatkan untuk membangun klaster terbaru dengan sebutan Yellow Leaf dengan tema hunian mewah nuansa alam.
“Klaster terbatas itu kawasan boulevard utama kawasan dan hanya selangkah lagi dari area komersial yang dipastikan investasinya bakal meningkat dalam waktu dekat,” terangnya, Jumat (21/10/2016).
Dia menerangkan dalam setiap hunian di klaster itu bergaya tropis dalam lima tipe yang unik dengan kualitas bangunan premium. Adapun, harga per rumah dipatok pada angka Rp600 juta.
Beberapa tipe rumah tersebut antara lain Rosetta dengan luas tanah 75 meterpersegi, luas bangunan 63 m2, Roxanne LT 90 m2 LB 48 m2, Jasmine LT 105 LB 65, Hubert LT 120 LB 69 dan Hawkins LT 135 LB 79.
Di sisi lain, Ciputra Group optimistis penjualan rumah mewah akan bergairah seiring dengan sejumlah program kebijakan pemerintah yang mendukung iklim investasi properti.
General Manager CitraSun Garden Trisena Dipayuda mengatakan salah satu kebijakan pemerintah yang berpotensi mendorong investasi di bidang properti yakni paket kebijakan ekonomi dan program amnesti pajak.
"Amnesti pajak hasilnya luar biasa, baik dari repatriasi maupun deklarasi. Memang belum terlihat dalam waktu dekat, tapi secara rerata penjualan naik 10%," katanya
Kota Semarang masih sangat potensial untuk pasar properti, makanya harapan ke depan semakin baik seiring dengan keluarnya kebijakan yang bersifat proinvestasi. Program Tax Amnesty, kata Dipayuda, dinilai cukup berhasil untuk menggiring para wajib pajak melaporkan hartanya dan aset yang dimiliki, sehingga sebagian dana bisa tempat investasi properti.
Selain itu, pihaknya menyambut baik penurunan uang muka dan suku bunga bank. Seperti diketahui, penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia yang saat ini berada pada level 6,5%, dari semula 6,75%.
Adapun, terkait dengan uang muka, di beberapa bank tertentu besaran uang muka bisa mencapai 5% dengan pembayaran yang bisa dikredit hingga delapan kali. “Kami targetkan penjualan tahun depan bisa naik 10%-15%,” paparnya.