Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BUMN Karya Berebut Kontrak Bendungan Ciawi

Sejumlah BUMN bersaing berebut kontrak konstruksi proyek Bendungan Ciawi senilai Rp798,7 miliar yang saat ini masih dalam tahap pelelangan.
Ilustrasi: Warga memanfaatkan kekeringan yang terjadi pada bendungan air dengan memancing ikan di Embung Sei Bolong yang terletak di Kampung Tator Kelurahan Nunukan Tengah Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara/Antara
Ilustrasi: Warga memanfaatkan kekeringan yang terjadi pada bendungan air dengan memancing ikan di Embung Sei Bolong yang terletak di Kampung Tator Kelurahan Nunukan Tengah Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah BUMN bersaing berebut kontrak konstruksi proyek Bendungan Ciawi senilai Rp798,7 miliar yang saat ini masih dalam tahap pelelangan. Kontrak proyek tersebut rencananya diteken selambatnya pada November tahun ini.

Mengacu pada laman Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang dikutip Bisnis pada Rabu (11/10), proses lelang ini diikuti 78 badan usaha jasa konstruksi, terdiri dari swasta dan BUMN.

Adapun BUMN yang telah dinyatakan lulus prakualifikasi antara lain PT Pembangunan Perumahan (PP) (Persero), Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Brantas Abipraya (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Hutama Karya dan PT Nindya Karya.

Panitia pelelangan tengah mengevaluasi dokumen penawaran dari peserta lelang yang lulus prakualifikasi, dan penetapan pemenang lelang akan dilakukan pada 24 Oktober 2016. Selanjutnya, penandatanganan kontrak akan dilakukan pada 4 November 2016.

Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Imam Santoso mengatakan dari delapan bendungan baru yang direncanakan tahun ini, pihaknya baru menandatangani kontrak pembangunan Bendungan Kuwil di Sulawesi Utara dan Way Sekampung di Lampung.

Dalam waktu dekat, penandatanganan kontrak juga akan dilakukan terhadap Bendungan Ciawi dan Sukamahi di Jawa Barat serta Napung Gete di Nusa Tenggara Barat.

“Ciawi dan Sukamahi sedang proses tender. November tanda tangan kontraknya. Pembangunan dikerjakan 3 tahun, siapa pun gubernurnya kita jalan,” ujarnya.

Sementara itu, proses pelelangan Bendungan Sukamahi senilai Rp464,93 miliar baru memasuki tahap prakualifikasi. Hingga saat ini setidaknya terdapat 97 peserta lelang yang terdiri dari badan usaha jasa konstruksi swasta maupun BUMN.

Berbeda dengan bendungan pada umumnya yang multifungsi baik itu untuk irigasi maupun pembangkit listrik, Bendungan Ciawi dan Sukamahi berfungsi khusus sebagai pengendali banjir atau bendungan kering (dry dam) pertama di Indonesia.

Disebut demikian karena bendungan ini tidak mengandung turbin ataupun pintu air dan ditujukan mengalirkan saluran sungai dengan bebas selama kondisi normal.

Pada periode dengan curah hujan tinggi yang berpotensi menimbulkan banjir, bendungan ini menahan kelebihan air dan mengalirkannya secara terkontrol.

“Dua bendungan khusus itu kami buat di atas Jakarta di puncak. Kami mengejar kapasitasnya supaya kalau hujan datang kami tampung dan memperlambat aliran air hujan yang datang ke Jakarta,” katanya.

Bendungan Ciawi rencananya akan memiliki kapasitas tampung mencapai 6,45 juta meter kubik air dengan lahan seluas 119 hektare dan diperkirakan dapat mereduksi aliran banjir hingga 160 meter kubik per detik. Adapun Bendungan Sukahami rencananya akan dibangun di atas lahan seluas 42 hektare dengan kapasitas tampung mencapai 1,68 juta meter kubik air.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper