Bisnis.com, JAKARTA – Untuk meningkatkan efektivitas penggunaan dry port, pemerintah diimbau tak hanya gencar melakukan pembangunan dry port atau pelabuhan kering di Karawang dan Tangerang tanpa dilengkapi dengan infrastruktur dan angkutan barang kereta api.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Mahendra Rianto mengatakan setiap pembangunan pelabuhan kering atau dry port guna menurunkan beban di Pelabuhan Tanjung Priok harus disertai dengan pembangunan kereta api menuju kawasan tersebut.
“Menurut saya, kalau ada rencana pemerintah mau membangun dry port di Tangerang, persiapkan juga infrastruktur kereta apinya. Seperti di Cikarang,” ungkap Mahendra kepada Bisnis, Senin (10/10/2016).
Sat ini sudah ada dry port yang dikelola oleh PT Gerbang Teknologi Cikarang atau Cikarang Dry Port. Kawasan ini juga dilengkapi dengan infrastruktur langsung berupa kereta api kontainer yang mengangkut peti kemas dari Pelabuhan Tanjung Priok menuju Cikarang Dry Port.
Sebelumnya, dia juga memaparkan pendapatnya atas rencana pemerintah mulai mengerahkan rencana pembangunan dry port di kawasan Tangerang, Banten yang dinilai harus disempurnakan dengan pembangunan dry port di kawasan-kawasan lain.
Menurut Mahendra, ada tiga titik kawasan industri yang menggantungkan kebutuhan produksi melalui jalur di Pelabuhan Tanjung Priok yaitu kawasan industri Karawang, Jawa Barat. Kawasan industri Bogor sekitar Cileungsi, Cibinong, dan Depok. Berikutnya adalah kawasan industri di Tangerang, Banten.
Oleh sebab itu Mahendra mengusulkan agar pemerintah ikut mengembangkan jalur light rapid transit (LRT) menuju kawasan Bogot agar bisa digunakan tak hanya sebagai angkutan penumpang tetapi juga angkutan barang.
Dia menegaskan pemerintah untuk membuat road map pembangunan yang ideal untuk mengoptimalkan industri kemaritiman.
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, dia berharap agar pemerintah Jepang dapat mengerjakan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya.
“Kami sudah menyampaikan surat resmi kepada Pemerintah Jepang untuk dapat mengerjakan proyek ini. Secara pribadi, saya yakin teknologi Jepang tepat untuk proyek ini,” ucap Luhut melalui siaran pers yang diterima pekan lalu.