Bisnis.com, JAKARTA – PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo Regional 4 mengharapkan pengoperasian pelabuhan daratan atau dry port Sidrap dan Jeneponto di Sulawesi Selat ikut mendorong efisiensi logistik yang menjadi target usai merger.
Regional Head 4 Pelindo Dwi Rahmad Toto menjelaskan dry port tersebut akan dibangun oleh pemerintah daerah di dua kabupaten di Sulawesi Selatan, yakni Sidrap dan Jeneponto. Dia optimistis keberadaan dry port bisa menumbuhkan pengusaha-pengusaha baru serta memunculkan banyak lokasi perekonomian baru khususnya di wilayah ini.
Saat ini, tuturnya, rencana pembangunan dry port yang akan dikerjasamakan dengan pemerintah daerah itu baru selesai disusun oleh pihak konsultan independen dari Universitas Hasanuddin (Unhas).
“Jadi dari pihak science Unhas sudah kita minta untuk menyusun studi berkaitan dengan pembangunan dan pengoperasian dry port di dua lokasi, yakni di Sidrap dengan Jeneponto. Nah tentu studinya ini masih akan kita dalami kembali. Feasibility study-nya seperti apa, dan masih akan dibahas lebih lanjut dengan pihak pemda masing-masing,” terangnya, Kamis (3/2/2022).
Titi juga memaparkan bahwa pembangunan dry port ini disiapkan untuk menunjang aktivitas yang ada di Makassar New Port (MNP). Pemprov Sulsel menginisiasi pembangunan dua dry port tersebut karena melihat kondisi pelabuhan yang sudah padat sekali.
“Kalau sudah padat kan akan timbul banyak kemacetan, dan tentunya timbul biaya-biaya yang tidak diharapkan, idle cost. Sehingga diharapkan dengan pembangunan dan pengoperasioan dry port akan memunculkan pengusaha-pengusaha baru. Ke depannya memang semua berorientasi pada optimalisasi produktivitas, seperti itu,” terangnya.
Menurutnya, Pemprov Sulsel dan pemda setempat sebenarnya berencana memulai pembangunan dry port atau pelabuhan daratan tersebut pada tahun ini. Dengan demikian, diharapkan pada akhir tahun ini bisa dioperasikan. Secara paralel, Pelindo yang akan menyiapkan sumber daya manusianya, organisasinya, juga peralatannya.
Adapun skema pembangunan dry port di Sidrap dan Jeneponto adalah penyiapan lahan oleh pemkab. Kemudian anggaran pembangunan dari Pemprov Sulsel, sedangkan untuk pengoperasian serta penyiapan peralatan yang dibutuhkan akan dilakukan oleh Pelindo sebagai BUMN yang bergerak di bidang jasa kepelabuhanan.
Terkait konsep dry port yang akan dibangun, Toto juga menyebut akan ada pelayanan administrasi dan personel secara fisik dari instansi terkait supaya bisa memperlancar sirkulasi arus barang. Dengan demikian, ujarnya, sudah dilakukan standarisasi sesuai dengan kebutuhan pada saat barang yang ada masih di dry port.
Barang tersebut juga sudah siap dimasukkan ke dalam peti kemas. Kemudian dilakukan administrasi pengiriman dokumen dan lain-lain. Tujuannya agar ketika dikirim ke pelabuhan, barang tersebut sudah clear dalam administrasi. Tak perlu ada proses pengurusan tambahan yang harus dilakukan untuk mempersingkat waktu.
Pembangunan dry port ini nantinya dilaksanakan secara bertahap, tidak sekaligus akan beroperasi keseluruhan.
“Sambil melihat perkembangan dan kebutuhannya seperti apa. Tidak langsung dibangun di lahan yang disiapkan, yang rerata luasnya hampir 2 hektar. Nggak langsung seluas itu, tapi bertahap. Nah itu akan lebih meringankan dan kita juga lihat perkembangannya,” tekannya.