Bisnis.com, MAKASSAR - Penggunaan gasoline nonsubsidi di Sulawesi Selatan mencatatkan pertumbuhan cukup besar dari sisi volume kendati besaran kontribusi masih relatif kecil terhadap dari total konsumsi bahan bakar minyak jenis gasoline sepanjang Januari-Agustus 2016 di daerah tersebut.
Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VII Sulawesi mencatat penyaluran gasoline nonsubisidi maupun public service obligation (PSO) secara kumulatif sepanjang Januari-Agustus 2018 mencapai 1,54 juta kilo liter (KL) naik 7,05% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebanyak 1,43 juta KL.
Adapun porsi konsumsi gasoline nonsubsidi pada periode tersebut mencapai 134.883 KL yang terdiri dari produk Pertamax sebanyak 37,438 KL sedangkan Pertalite mencapai 97,445 KL.
Secara persentase, porsi penggunaan gasoline nonsubisidi terhadap total konsumsi gasoline di Sulsel mencapai sekitar 8%, yang mana angka tersebut naik cukup tinggi dibandingkan dengan periode Januari-Agustus 2015 yang masih berada pada angka 1% terhadap total konsumsi gasoline.
Berdasarkan data Pertamina MOR VII Sulawesi yang dikutip Bisnis, Rabu (28/9/2016), tren konsumsi gasoline nonsubisidi Januari-Agustus 2016 di Sulawesi Selatan melonjak hingga enam kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang berada pada angka 21.430 KL.
Lonjakan tersebut ditopang oleh penjualan Pertalite yang mulai dipasarkan Pertamina sejak Oktober 2015 lalu yang diawali dengan tahapan uji pasar.
Seiring dengan lonjakan penggunaan gasoline nonsubsidi tersebut, konsumsi gasoline PSO atau Premium di Sulsel dalam delapan bulan tahun ini mencatatkan tren penurunan lantaran pola konsumsi BBM oleh masyarakat yang mulai beralih ke Pertamax maupun Pertalite.
General Manager Pertamina MOR VII Sulawesi, Tengku Badarsyah, sebelumnya mengemukakan migrasi penggunaan bahan bakar nonsubisidi cenderung berjalan lambat termasuk di Makassar lantaran sejumlah infrastruktur penunjang distribusi Pertalite maupun Pertamax masih dalam tahapan peningkatan kapasitas.
"Fasilitas Pertalite misalnya, di MOR VII baru ada 5 TBBM yang punya dari 7 TBBM yang beroperasi. Selebihnya lagi upgrade, makanya agak sedikit terlambat," katanya.
Dengan kondisi tersebut, lanjut Badarsyah, migrasi Premium ke gasoline nonsubsidi baik Pertalite maupun Pertamax secara penuh atau 100% tanpa Premium diperkirakan baru bisa terealisasi paling cepat pada tiga tahun ke depan.