Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Ekstrak Kunyit dan Temulawak Paling Besar

Kehadiran produsen ekstrak di dalam negeri memudahkan industri jamu yang sebagian besar adalah industri kecil dan menengah.
Kunyit merupakan tanaman obat/Antara
Kunyit merupakan tanaman obat/Antara

Bisnis.com, Jakarta - Produksi ekstrak tumbuhan khas Indonesia terus bertambah seiring pertumbuhan permintaan dari industri jamu dan minuman, terutama ekstrak kunyit dan temulawak.

Ketua Umum Gabungan Perusahaan Jamu (GP Jamu) Dwi Ranny Pertiwi Zarman mengatakan kehadiran produsen ekstrak di dalam negeri memudahkan industri jamu yang sebagian besar adalah industri kecil dan menengah.

Dia memaparkan saat ini industri jamu di Indonesia terdiri dari 129 perusahaan besar dan 1.070 industri kecil dan menengah. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah produsen yang telah mengantongi izin BPOM. Bahan baku dengan kebutuhan paling besar adalah kunyit dan temulawak.

“Semua sekarang sudah menggunakan ekstrak karena harus mengikuti standar produksi. Pasokan dari dalam negeri masih sangat memadai. Kami tidak pernah kesulitan bahan baku,” kata Dwi kepada bisnis, Jumat (23/9/2016).

General Affair PT Semarang Herbal Indoplant, Raendy Hardipura mengatakan peningkatan permintaan atas ekstrak membuat utilisasi pabrik Semarang Herbal yang berkapasitas 10.000 ton per tahun naik secara konsisten. Utilisasi pabrik tahun ini sudah mencapai 70% dan ditargetkan naik menjadi 100% pada 2017.

Anak usaha PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) tersebut memproduksi sekitar 30 serbuk ekstrak tumbuhan. Ekstrak kunyit adalah produksi terbesar perusahaan, diikuti oleh ekstrak manggis, dan ekstrak tribulus. 

Konsumen utama Semarang Herbal adalah produsen makanan suplemen dan produsen minuman. Semarang Herbal juga mengekspor 5% dari total produksi mereka dengan pasar terbesar Malaysia, Vietnam, dan India.

“Pasar tahun ini memang agak melambat. Tetapi, kita terus ikut pameran di dalam dan di luar negeri. Permintaan luar semakin lama semakin bertambah,” kata Raendy kepada bisnis, pekan lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper