Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Pengolahan Perikanan Kekurangan Bahan Baku

Utilisasi industri pengolahan perikanan di Bitung yang biasanya bisa mencapai 57% dalam 12 tahun terakhir hanya bisa mencapai 20%.
Pengolahan ikan
Pengolahan ikan

Bisnis.com, JAKARTA - Industri pengolahan perikanan tidak bisa beroperasi optimal karena kekurangan bahan baku.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayono mengatakan permasalahan utama industri pengolahan perikanan adalah penurunan pasokan bahan baku.

Dia memaparkan pasokan bahan baku merosot paling tajam di sektor industri pengolahan hasil perikanan tangkap. Penurunan pasokan, lanjutnya, membuat utilisasi industri pengolahan perikanan di Bitung yang biasanya bisa mencapai 57% dalam 1–2 tahun terakhir hanya bisa mencapai 20%.

Penurunan pasokan bahan baku ikan tangkap membuat pebisnis kesulitan keuangan dan membuat penyerapan tenaga kerja merosot. Pabrik-pabrik pengolahan ikan yang tadinya bisa beroperasi hingga tiga shift jam kini hanya beroperasi satu shift.

“Industri ada tapi pasokan kurang apa yang mau diproses. Industri budidaya, seperti udang, tidak terganggu. Ini yang banyak terganggu pengolahan perikanan tangkap. Mereka minta solusi,” kata Yugi usai bertemu Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Senin (19/9/2016).

Yugi mengatakan pelaku industri pengolahan perikanan berharap pemerintah menyusun kebijakan yang bisa menciptakan kepastian pasokan bahan baku.

Dia mengatakan permasalahan utama yang mengganggu pasokan bahan baku adalah beberapa larangan terkait kegiatan penangkapan ikan. Beberapa permasalahan lain adalah aturan impor pakan dan produk perikanan, serta bea masuk impor yang tinggi atas peralatan berteknologi tinggi..

“Pemerintah juga harus susun kebijakan soal ketersediaan pembangkit listrik dan strategi pembangunan cold storage. Bukan berarti semua bangun cold storage terus tidak tahu harus buat apa. Harus ada pre-processing dan langsung ekspor. Ini bisa di industri perikanan yang di wilayah timur Indonesia,” kata Yugi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper