Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trader Sangsikan Harga Gas Hilir Jadi US$5 per MMBtu

Pedagang gas meragukan harga gas hilir bisa turun menjadi US$5 per MMBtu.
Pipa gas/Istimewa
Pipa gas/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Pedagang gas meragukan harga gas hilir bisa turun menjadi US$5 per MMBtu.

Ketua Indonesia Natural Gas Trader Association (INGTA) Sabrun Jamal mengatakan harga gas hulu sebesar US$4 per MMBtu tak mungkin terealisasi. Pasalnya, saat ini pun harga yang diterima di tingkat trader rata-rata sebesar US$7,5 per MMBtu.

Bila PNBP migas digunakan untuk mengompensasi harga gas, dia menyebut hal itu belum tentu cukup untuk mengompensasi harga hingga setengah dari harga jual gas pipa saat ini. 

"Cost-nya di hulu memang tinggi. Rata-rata harganya US$7,5 per MMBtu," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (15/9/2016).

Harga gas hulu, tutur Sabrun, memang tinggi karena faktor risiko yang tinggi. Sementara, margin di tingkat distribusi maksimum US$1 per MMBtu.

Daripada melakukan kajian untuk menurunkan harga gas yang terlalu rendah, dia menyarankan agar kebijakan paket ekonomi jilid III untuk menurunkan harga gas maksimum US$2 per MMBtu bagi industri pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, kaca dan sarung tangan karet sesuai Peraturan Presiden No.40/2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi.

"Turun US$2 dari US$8 aja enggak pernah terjadi. Enggak muluk-muluk, harga gas turun jadi US$9 di Medan juga sudah bagus," katanya.

Pengamat Energi Pri Agung Rakhmanto menilai seharusnya pemerintah tahu berapa biaya yang dibutuhkan sampai produksi di kepala sumur. Dengan begitu, margin wajar bisa diatur pada tiap segmen. 

Adapun, pemerintah jangan hanya melihat satu sisi saja dalam menetapkan margin atau harga tersebut sehingga mematikan salah satu segmen.

Faktor output industri pun, katanya, harus dipertimbangkan. Pemerintah, katanya, harus melihat industri mana yang hasil produksinya dinikmati langsung oleh masyarakat di dalam negeri.  

"Pemerintah harus berdiri di tengah. Tidak hanya melihat satu sisi ketika mau menurunkan harga di end user. Kalau [harga] terlalu rendah, mematikan [industri] di hulu. [Bila harga terlalu rendah] di midstream, infrastruktur enggak berkembang," katanya.

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper