Bisnis.com, JAKARTA -- Perum Bulog menyebut realisasi pemasukan daging kerbau asal India telah mencapai 5.292 ton atau sekitar 56% dari total izin impor yaitu 9.500 ton hingga Desember tahun ini.
Daging tersebut diimpor untuk memberikan alternatif sumber protein daging murah untuk masyarakat.
Direktur Pengadaan Perum Bulog Wahyu mengatakan, perusahaan pelat merah tersebut mengakselerasi proses importasi daging kerbau sehingga ditargetkan realisasi dapat mencapai 100% per akhir September ini.
“Pemerintah mengambil kebijakan untuk menekan harga agar masyarakat bisa mengonsumsi protein dari daging. Sejauh ini stok kami pun sudah habis didistribusikan dan ada yang masih dalam proses pemeriksaan Karantina,” jelas Wahyu pada Bisnis.
Dia merincikan dari total realisasi 5.292 ton daging kerbau tersebut, sebanyak 1.400 ton sudah ludes terjual melalui saluran distribusi yang bekerjasama dengan Bulog, sebanyak 2.324 ton masih dapam tahap penyelesaian administrasi, dan sebanyak 1.569 ton masih dalam proses pemeriksaan.
Sementara itu, Sekjend Asosiasi Pengusaha Protein Hewani Indonesia (APPHI) – asosiasi yang bekerjasama dengan Bulog dalam mendistribusikan daging kerbau – Achmad Fachmi mengakui penjualan daging kerbau beberapa pekan ini memang cukup baik.
“Kami menjual daging kerbau Rp65.000 per kilogram dan sejauh ini diterima pasar dengan baik, penjualannya luar biasa. Kami jual di pasar Pasar Minggu dan pasar Mampang, untuk memberikan pilihan daging murah,” jelas Fachmi.