Bisnis.com, JAKARTA - Likuiditas tahun depan dinilai bisa lebih longgar karena efek sejumlah reformasi yang tertuang pada 13 paket kebijakan dan dukungan dari moneter akan membuat investasi makin tumbuh.
Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede memperkirakan ruang pelonggaran oleh bank sentral bisa terjadi di semester I/2017 mengingat potensi kenaikan suku bunga Amerika Serikat cenderung semakin besar. Ruang pelonggaran kebijakan moneter oleh BI masih akan melihat ekspektasi inflasi tahun depan dan stabilitas rupiah.
Kondisi likuiditas akan semakin membaik seiring masuknya dana repatriasi pada sistem keuangan yang selanjutnya berimplikasi pada potensi penurunanLoan to Deposit Ratio (LDR).
Penurunan LDR akan meningkatkan kemampuan perbankan untuk menyalurkan kredit. Namun, di sisi lain, dia mencermati likuiditas di pasar uang akibat perbankan yang menempatkan dananya di bank sentral semakin meningkat atau Rp322 triliun per Agustus 2016.
“Kaitannya dengan ruang pelonggaran kebijakan moneter diperkirakan masih cukup terbuka pada tahun depan meskipun tidak sebesar pelonggaran kebijakan moneter pada tahun ini,” ujarnya, di Jakarta, Senin (12/9/2016).
Ekonom Kenta Institute Eric Alexander Sugandi menyatakan relaksasi suku bunga acuan oleh bank sentral kemungkinan bisa turun lagi hingga 50 basis poin. Untuk tahun ini, dia memproyeksikan BI 7-day Repo Rate bisa turun lagi 25 basis poin hingga kuartal IV/2016 menjadi 5,0%.
“Seharusnya likuiditas tahun depan bisa lebih longgar karena kebijakan pelonggaran moneter termasuk suku bunga rendah dan tambahan likuiditas dari tax amnesty,” katanya.