Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GEOISOLATOR: KKP Minta PT Garam Beli Garam dari Petambak

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meminta kepada PT Garam untuk membeli garam dari para petambak garam, yang telah menggunakan alat geoisolator.
Petani garam di Amed, Karangasem, Bali./Bisnis-Feri Kristianto
Petani garam di Amed, Karangasem, Bali./Bisnis-Feri Kristianto

Bisnis.com, JEPARA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meminta kepada PT Garam untuk membeli garam dari para petambak garam, yang telah menggunakan alat geoisolator.

Seperti diketahui, geoisolator mampu menghasilkan produksi garam lebih bagus dan meningkatkan kapasitas produksi dua kali lipat serta jaminan harga yang lebih tinggi.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastut mengatakan geoisolator yang dipasang di lahan tambak garam mampu menghasilkan produksi lebih banyak. Selain itu, kualitas garam akan sesuai dengan kebutuhan industri garam.

"Untuk garam, saya juga kirim surat untuk minta revitalisasi tambak garam. Saya juga meminta kepada PT Garam untuk membeli hasil panen dari sini. Kira-kira Rp600/kg,” ujar Susi, disela-sela kunjungannya di Kabupaten Jepara, Senin (5/9/2016).

Dia mengatakan KKP secara optimal mendorong kesejahteraan petambak garam di Indonesia guna mendapatkan hasil garam berkualitas tinggi.

Terkait dengan hal itu, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) akan segera merevitalisasi kanal-kanal yang masuk ke sungai dari luar yakni air laut, sehingga dapat dimanfaatkan dengan optimal untuk memproduksi garam.

Susi menilai hasil panen petambak garam geoisolator di wilayah Desa Tanggul Tlare, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara sudah bagus. 

Kendati demikian, Susi mengakui masih ada beberapa hal yang harus dilakukan, salah satunya adalah merevitalisasi kanal-kanal dari air sungai.

"Supaya nanti di dalamnya, ikan yang bisa masuk lebih banyak. Mungkin nanti DJPB revitalisasi saja ikan bandeng di muara. Jadi jangan pakai tambak, biar sekalian", ujar Susi.

Susi pun mengimbau kepada masyarakat, jika kanal-kanal sudah direvitalisasi, maka tidak boleh ada yang melakukan setrum ikan. "Janji ya jangan nyetrum. Kalau yang nyetrum gimana? Ditenggelemin ya," seloroh Susi.

Selain merevitalisasi kanal-kanal, Susi meminta kepada untuk dibuat tandon agar kualitas air yang dialirkan ke tambak-tambak petani bagus, maka harus dibuat bak penampungan air. “Tugas pemkab untuk membuat tandon air. Supaya air yang dialirkan ke tambak bersih,” lanjutnya.

Untuk benihnya, Susi berencana akan menebar benih Bandeng dan Udang Putih. "Disebar saja di perairan umum. Supaya masyarakat yang memakai anco (jaring angkat) bisa menangkap semua, tapi jangan memakai portas,” lanjutnya.

Selain revitalisasi kanal, Susi menaruh harapan besar kepada hasil panen petambak garam Desa Tanggul Tlare, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara. Susi optimistis bahwa harga garam hasil panen di daerah tersebut dapat dijual dengan harga wajar.

Susi juga meminta agar dua KUD Garam di wilayah tersebut yakni KUD Mina Barokah dan KUD Dwi Karya Mina diberikan dua unit eskavator.

Pihaknya juga menyoroti abrasi yang kerap terjadi di Jepara dan menginginkan agar perbankan dapat menyumbang 1 juta pohon bakau. "Tolong nanti Pak Dirjen koordinasi, meminta BRI BNI dan Pertamina untuk menyumbang 1 juta pohon. Nanti masyarakat yang tanam,” katanya.

Menurut Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, selama ini harga garam tradisional petani di pesisir Jepara jauh dari harapan petani atau berkisar Rp300-Rp400 per kilogram.

Dengan adanya pabrik garam berteknologi, katanya, diharapkan kualitas garam lebih meningkat sehingga harga garam di tingkat petani menjadi ideal atau sekitar Rp600-Rp700/kg.

“Kalau Jepara butuh akan saya arahkan agar pabriknya didirikan di Jepara. Tapi Jepara siap enggak garamnya juara satu,” paparnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khamdi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper