Bisnis.com, SEMARANG - Penurunan harga berbagai komoditas pada Agustus tahun ini membuat Jawa Tengah mengalami deflasi 0,28%.
Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Jateng, pada Agustus 2016 terjadi deflasi sebesar 0,28% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 123,58 lebih rendah dibandingkan dengan Juli 2016 yang mengalami inflasi sebesar 1,00% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 123,93.
“Deflasi di Jateng ada beberapa penurunan harga komiditas makanan,” papar Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jateng Jam Jam Zamachsyari di Semarang, Kamis (1/9/2016).
Berdasarkan data, terjadi penurunan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 0,93%. Beberapa komoditas pada kelompok makanan yang mengalami penurunan harga di antaranya daging ayam ras, gula pasir, wortel, bawang merah, beras, bawang putih, pir, jeruk, daging ayam kampung, kol putih/kubis, kelapa, semen, tomat sayur dan komoditas pangan lainnya.
Selain kelompok makanan, yang juga mengalami penurunan indeks adalah kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,40%. Untuk kelompok transportasi, ada penurunan tarif angkutan antarkota dan tarif kereta api.
Sementara itu, deflasi tertinggi terjadi di Kota Purwokerto sebesar 0,51% dengan IHK 121,79, diikuti Kota Kudus sebesar 0,48% dengan IHK sebesar 129,65. Selanjutnya, deflasi di Kota Tegal sebesar 0,45% dengan IHK sebesar 121,83, Kota Solo sebesar 0,25% dengan IHK sebesar 121,36.
Untuk Kota Semarang, deflasi sebesar 0,21% dengan IHK sebesar 123,44 dan deflasi terendah terjadi di Kota Cilacap sebesar 0,18% dengan IHK sebesar 126,90.
“Dengan terjadinya deflasi kali ini kondisi ekonomi Jateng lebih baik dibandingkan bulan Juli yang mengalami inflasi sebesar 1% dengan IHK sebesar 123,93. Harapannya ke depan harga lebih terkendali," katanya.