Bisnis.com, MAKASSAR - Pergerakan harga sejumlah komoditas pertanian di Sulsel yang relatif terjaga bahkan cenderung turun membuat tren inflasi yang sempat tercatat di Sulsel berakhir pada Agustus 2016 melandai.
Berdasarkan data BPS Sulsel, turunnya harga komoditas pangan sepanjang bulan lalu membentuk deflasi hingga 0,44% dan menghentikan laju inflasi yang terjadi secara berturut-turut dalam dua bulan sebelumnya.
Kepala Bidang Statistik BPS Sulsel, Akmal, mengemukakan besaran deflasi pada Agustus itu sekaligus deflasi yang paling tinggi yang dicatatkan Sulsel pada tahun ini.
"Apalagi distribusi dan pasokan komoditas juga relatif lancar, harga komoditas pertanian juga ada tren penurunan disertai dengan produksi yang cukup, khsusnya beras dan sayuran," katanya, Kamis (1/9/2016).
Secara terperinci, pembentukan deflasi sepanjang bulan lalu ditopang oleh penurunan indeks harga kelompok konsumsi bahan makanan sebesar 1,77% serta kelompok sandang 0,24%.
Akmal memaparkan deflasi yang terjadi pada bulan lalu merupakan pecatatan positif yang keempat sepanjang 2016, di mana kondisi serupa pada Februari 0,08%, kemudian April 0,39% serta Mei dengan besaran deflasi 0,03%.
Di sisi lain, deflasi Agustus juga praktis menghentikan tren laju inflasi yang mencatatkn grafik peningkatan, di mana pada Juli mencapai 1,04% lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang berada pada level 0,45%.
Kondisi tersebut sejalan dengan prediksi Bank Indonesia Perwakilan Sulsel yang menyebutkan tekanan inflasi akan berkurang di semester II/2016 dan bahkan terdapat kemungkinan pada bulan tertentu masih akan ada deflasi.