Bisnis.com, JAKARTA— Pertemuan the Fed pada akhir pekan lalu yang mengindikasikan suku bunga Bank Sentral AS akan naik pada September diprediksi hanya memberikan dampak sementara untuk Indonesia.
Sebagai informasi, setelah Janet Yellen menyatakan bahwa potensi kenaikan suku bunga pada tahun ini membesar, wakil chairman The Fed Stanley Fischer mengindikasikan bahwa kenaikan bunga bisa saja terjadi pada bulan September dan Desember mendatang.
Riset Panin Asset Management memaparkan rencana kenaikan suku bunga the Fed memang akan berdampak pada Indonesia. Dijelaskan, suku bunga the Fed yang akan naik atau bahkan rencana mau naik saja biasanya akan membuat gejolak pada bursa saham dan obligasi.
Namun Panin Asset Management memandang fokus investor terhadap Indonesia adalah lebih ke data domestik seperti pertumbuhan laba perusahaan, pertumbuhan domestik bruto dan keberhasilan program amnesti pajak.
“Dampak dari rencana kenaikan suku bunga ini bersifat sangat sementara baik pada saat pengumuman rencana maupun pada saat benar-benar dinaikkan. Apabila terdapat sentimen positif / negatif dari dalam negeri, harga saham akan bergerak berdasarkan sentimen domestik tersebut,” papar riset tersebut, Selasa (30/8/2016).
