Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Syarat agar Indonesia Kuasai Pasar Produk Perikanan

Indonesia diprediksi dapat menjadi penguasa pasar produk perikanan budi daya dunia jika mampu mengoptimalkan potensi lahan dan mengimplementasikan teknologi akuakultur yang tepat.
Ilustrasi-Perikanan/Antara-Ampelsa
Ilustrasi-Perikanan/Antara-Ampelsa

Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia diprediksi dapat menjadi penguasa pasar produk perikanan budi daya dunia jika mampu mengoptimalkan potensi lahan dan mengimplementasikan teknologi akuakultur yang tepat.

Ipsos Business Consulting (IBC), lembaga konsultan bisnis yang berbasis di Hongkong, menyebutkan Indonesia kini produsen perikanan budi daya keempat terbesar di dunia kendati baru memanfaatkan 7,38% dari potensi lahannya.

Manajer Konsultan Senior IBC Domy Halim meyakini beberapa tahun lagi sektor perikanan budi daya akan lebih berperan besar dibandingkan sektor perikanan tangkap dalam memenuhi permintaan seafood global. Selama 2015-2020, produksi akuakultur global diperkirakan tumbuh rata-rata 3,7% per tahun, sementara perikanan tangkap stagnan pada kisaran 0,4%.

“Oleh karena itu, dengan dukungan pengetahuan dan teknologi yang tepat, Indonesia berada di posisi yang sangat baik untuk menjadi pemimpin pasar global,” ujarnya dalam keterangan resmi yang dikutip Bisnis.com, Sabtu (27/8/2016).

World Fish Foundation memproyeksikan nilai pasar akuakultur global pada 2030 akan mencapai US$39,5 miliar. Pertumbuhan diperkirakan sebesar 10,1 juta metrik ton per tahun dan menciptakan 8,9 juta pekerjaan tetap.

“Hal ini menunjukan potensi yang luar biasa mengingat bahwa lebih dari 80% dari usaha perikanan Indonesia pada 2014 masih usaha rumah tangga tradisional dan nelayan yang memanfaatkan teknologi sederhana,” tambah Halim.

Salah satu komoditi andalan Indonesia adalah udang vaname. Nilai ekspor komoditas ini sekitar US$1,5 milyar per tahun, lebih tinggi dibandingkan ikan dan rumput laut yang masing-masing US$1 miliar dan US$200 juta.

Sepanjang 2011-2014, pertumbuhan rata-rata ekspor udang per tahun adalah 15,4%, sementara ikan dan rumput laut berturut-turut 1,4 % dan 12,8 %.

Kendati prospektif, Halim mengingatkan bahwa budi daya udang tidaklah bebas dari resiko. Wabah penyakit seperti penyakit white feses (WFD) dan sindrom virus white spot (WSSV) dapat mengurangi tingkat bertahan hidup udang hingga di bawah 30 % dan bahkan memusnahkan seluruh hasil panen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper