Bisnis.com, JAKARTA--Saat ini warga di kawasan Jabodetabek harus bersiap menghadapi kemacetan lebih parah yang akan timbul di tol Jakarta—Cikampek.
Pasalnya, pada ruas tol dengan volume terpadat se-Indonesia itu, akan dibangun tiga proyek sekaligus yang menggunakan lahan yang sama, yaitu LRT Jabodetabek di sisi kiri jalan, Kereta Cepat Jakarta—Bandung di sisi kanan, dan yang terbaru adalah tol Jakarta Cikampek Layang di tengah jalan tersebut.
Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Adityawarman mewanti-wanti masyarakat akan dampak dari proyek tersebut. Dalam studi kelayakan yang dikerjakan, dia mengatakan konstruksi akan dilakukan bertahap, yakni dengan melakukan pelebaran jalan di kedua sisi jalan, baru mulai membangun konstruksi tol layang di tengah-tengah.
“Jadi tidak langsung mengerjakan yang tengah. Setelah yang dilebarkan selesai, remarking lagi, yang tengah ambil satu lajur tapi tidak mengurangi lajur eksisting,” ujarnya, belum lama ini.
Untuk itu dia menyatakan tidak ada upaya pengalihan lalu lintas dari dalam tol. Meski demikian, dia menegaskan pihaknya dan pemerintah telah memperhitungkan desain teknis dari ketiga proyek yang dibangun bersamaan tersebut, sehingga menjamin keamanan pengguna jalan.
“Kalau keputusan lelang September atau Oktober, pasti ada mobilisasi dulu, karena ini kan jalan lalu lintas yang sudah padat. Lalu lintas akan terganggu itu pasti, tapi bagaimana kita meminimalisir ganggun ini, itu yang patut dipikirkan,” ujarnya.
Jalan tol layang Jakarta—Cikampek senilai Rp14,13 triliun merupakan proyek prakarsa Jasa Marga. Perseroan mengajukan proyek tersebut kepada pemerintah untuk menambah kapasitas jalan dalam menampung beban kendaraan yang melintas di tol Jakarta—Cikampek yang mencapai 150.000 kendaraan setiap harinya.
Dengan dibangunnya jalan tol layang yang membentang sejak Jatibening hingga KM 45 Cikampek, maka volume kendaraan yang dapat ditampung bertambah sekitar 50.000 kendaraan setiap harinya. JSMR pun memprediksi kemacetan yang kerap terjadi di gerbang tol Cikarang Utama dapat terurai.
Saat ini proyek tol layang itu memang masih dalam proses lelang, dan pemenangnya baru akan ditetapkan menjelang akhir tahun.Kemacetan parah akibat konstruksi diprediksi baru akan terjadi mulai tahun depan, hingga target operasional tol ini pada 2018 mendatang.
“Ini upaya kami mengurangi kemacetan. Semuanya tergantung ketertiban lalu lintas. Kita akan tambah kapasitas, teorinya agak berkurang tapi biasanya tidak akan bertahan lama, karena biasanya kapasitas ditambah, [kendaraan] yang masuk lebih banyak lagi,” ujarnya.