Bisnis.com, JAKARTA – Ekspor industri makanan jadi masih meningkat di tengah penurunan kinerja ekspor makanan dan minuman.
Ketua Asosiasi Roti, Biskuit, dan Mi Instan (Arobim) Sribugo Suratmo mengatakan ekspor industri makanan jadi seperti biskuit masih tumbuh stabil.
Pasar terbesar bagi produk biskuit Indonesia, jelasnya, adalah China dan Eropa Timur. Produsen biskuit bahkan merasakan pertumbuhan permintaan atas biskuit kalengan yang signifikan dari Amerika Serikat.
Sribugo menambahkan industri makanan tahun ini juga merasakan perbaikan kondisi pasokan bahan baku. Pasokan yang lebih lancar membuat industri siap meningkatkan produksi jika permintaan dari luar negeri meningkat.
“Ekspor makanan masih tumbuh. Industri siap produksi dan ekspor lebih banyak jika ada peningkatan permintaan, khususnya makanan, soalnya setahu saya ekspor minuman kita tidak terlalu besar,” kata Sribugo kepada bisnis, Kamis (25/8/2016).
Data BPS menyatakan nilai ekspor makanan dan minuman turun 13% dari US$16,2 miliar menjadi US$14,1 miliar pada, tertekan penurunan tajam pada nilai ekspor CPO dan minyak kelapa.
Ekspor produk minyak kelapa sawit nilainya merosot 18,9% dari US$9,8 miliar menjadi US$7,9 miliar, sedangkan nilai ekspor minyak kelapa jatuh 30,8% dari sekitar US$886 juta menjadi US$613 juta.