Bisnis.com, JAKARTA-- Saudi Aramco menyatakan ingin melepas sahamnya sebesar 15% pada proyek peningkatan kapasitas Kilang Cilacap karena terkendala pendanaan.
Pelaksana Tugas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Luhut Binsar Pandjaitan meminta komitmen perusahaan asal Arab tersebut dalam sejumlah proyek peningkatan kapasitas kilang.
Namun, lanjutnya, pada proyek Kilang Cilacap Aramco justru ingin melepas sahamnya sebesar 15%. Dari kepemilikan saham 45% menjadi 30%. Sisanya, sebesar 55% dikuasai Pertamina.
"Yang di Cilacap malah mereka [Aramco] minta share down dari 45% ke 30%," ujarnya di Jakarta, Rabu (24/8/2016).
Di sisi lain, Luhut menginginkan agar proses konstruksi kilang bisa selesai 2021 dari target awal 2022. Dia tak mengetahui alasan pasti lamanya pekerjaan Aramco dan keinginan untuk melepas saham. Kemungkinan, katanya, terkait kendala pendanaan. Pasalnya, dibutuhkan investasi sebesar US$5,5 miliar.
"Saya nggak tahu, tanya saja dia [Aramco]. Mungkin juga."
Adapun, Saudi Aramco bersepakat untuk terlibat dalam peningkatan kapasitas tiga kilang yakni Kilang Dumai, Riau yang ditargetkan naik kapasitasnya dari 140.000 barel per hari menjadi 300.000 barel per hari, Kilang Cilacap dari 270.000 barel per hari menjadi 370.000 barel per hari dan Kilang Balongan dari 100.000 barel per hari menjadi 350.000 barel per hari.