Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ALI Berharap Pelabuhan Patimban Cepat Selesai

Asosiasi Logistik Indonesia menyarankan pemerintah melakukan percepatan dalam perencanaan pembangunan Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat untuk pemanfaatan fase I sebelum 2021 guna mengatasi kepadatan arus barang di Pelabuhan Tanjung Priok.
Proyek pelabuhan/Istimewa
Proyek pelabuhan/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Logistik Indonesia menyarankan pemerintah melakukan percepatan dalam perencanaan pembangunan Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat untuk pemanfaatan fase I sebelum 2021 guna mengatasi kepadatan arus barang di Pelabuhan Tanjung Priok.
 
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita menyatakan agar pembangunan pelabuhan Patimban dipercepat. Pasalnya, Pelabuhan Patimban adalah kebutuhan mendesak bagi para pelaku usaha jasa logistik.
 
“Kami harapkan Patimban fase I bisa selesai lebih cepat dari 2019, karena kebutuhan pelabuhan mendesak untuk mendukung daerah Karawang dan sekitarnya,” kata Zaldy saat dihubungi Bisnis, Senin (15/8).
 
Zaldy menilai percepatan pembangunan Patimban sebelum 2019 bisa terwujud dengan kerjasama antara pemerintah dengan investasi asing dibandingkan meminjam dana dari luar negeri.

“Pemerintah perlu menjajaki kerjasama dengan investor asing dari Jepang, Korea Selatan, China, untuk bisa segera melakukan pembangunan Patimban,” jelasnya.
 
Pemerintah sudah menargetkan pembangunan Pelabuhan Patimban dengan pemanfaatan fase 1 rampung pada 2021. Rencananya, pembangunan tahap 1 selesai pada 2019 dengan nilai investasi sebesar US$1,7 miliar dan berfungsi menampung sekitar 3,4 juta TEUs per tahun.

Kapasitas pelabuhan juga akan berkembang secara bertahap menjadi 7,5 juta TEUs sampai 8 juta TEUs per tahun setelah total pembangunan mencapai fase 3.
 
Estimasi nilai investasi total pembangunan pelabuhan skala internasional tersebut mencapai Rp40 triliun dan mampu menampung sediktinya 250.000 kendaraan dalam terminal yang terintegrasi dengan pelabuhan.
 
Pembiayaan US$1,7 miliar akan dibiayai oleh Jepang dari total pinjaman senilai US$2,49 miliar atau sekitar Rp34,9 triliun.

Pendanaan tersebut menggunakan skema Special Term Economic Purposes (STEP) loan, grace period 10 tahun dan jangka waktu pinjaman 40 tahun. Dengan cairnya pinjaman senilai Rp34,9 triliun, maka peresmian pembangunan akan dimulai sekitar April tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper