Bisnis.com, JAKARTA - Bunga pembiayaan melalui skema trustee borrowing scheme (TBS) yang digunakan dalam proyek Tangguh Train III tak membebani pemerintah.
Deputi bidang Pengendalian Keuangan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Parulian Sihotang mengatakan investasi pembangunan Kilang LNG Tangguh Train III membutuhkan dana sebesar US$8 miliar.
Adapun US$3,7 miliar di antaranya menggunakan skema pembiayaan TBS. Melalui ini, pengembalian pinjaman berasal dari hasil proyek yang melibatkan perbankan nasional dan internasional. Adapun, sebagai wali amanat dari bank di Indonesia, proyek ini melibatkan Bank Mandiri, Bank BNI dan Bank BRI.
Berdasarkan data dari SKK Migas, pembiayaan dengan pola TBS diperoleh dari sindikasi pembiayaan internasional sebesar US$2 miliar, sindikasi pembiayaan perbankan Indonesia US$100 juta, sindikasi perbankan Jepang US$1,2 miliar dan sindikasi pembiayaan dari Asian Development Bank (ADB) sebesar US$400 juta.
"Pembiayaan dilakukan dengan skema TBS yang diperolah dari International Commercial Tranche, Indonesia Commercial Tranche, Japanese Tranche, dan ADB Tranche," ujarnya saat memberi sambutan dalam Penandatanganan Pembiayaan Proyek Tangguh Train III di Jakarta, Rabu (3/8/2016).
Pembangunan Tangguh Train III ini dengan skema tersebut, katanya, diperkirakan akan menghasilkan penerimaan negara sebesar US$9,305 miliar atau 30% dari pendapatan kotor atau gross revenue.
Mekanisme pembiayaan juga telah disesuaikan dengan kepatuhan terhadap Peraturan Bank Indonesia No.16 tentang Penerimaan Devisa Hasil Ekspor dan Penarikan Devisa Utang Luar Negeri. Aliran dana, sambungnya, akan masuk di Bank Devisa Dalam Negeri.
Pada skema tersebut, bunga pembiayaan dibebankan pada komponen pembentuk harga produk. Dengan demikian, pemerintah tak dibebankan bunga pada skema tersebut.
Adapun, skema pembiayaan itu dipilih agar bisa mendapat penjaminan yang memastikan proyek mendapat kepercayaan serta dukungan agar proyek berlanjut dengan komitmen menyalurkan gas guna memenuhi kebutuhan listrik.
Sebagai wali amanat atau trustee ditetapkan HSBC New York dan HSBC JAKARTA yang menjadi akun bank yang mendapat persetujuan dari tim Pinjaman Komersial Luar Negeri (PKLN).
"Bunga pinjaman dibebankan pada cost of sales," katanya.
Head of Country BP Indonesia Dharmawan Samsu mengatakan para pemenang lelang untuk kontraktor pelaksana konstruksinya sudah didapatkan. Adapun, pihaknya tengah melakukan proses administrasi agar penandatanganan kontrak bisa dilakukan.
Dia berharap penandatanganan kontrak bisa dilakukan pada bulan ini atau September 2016. Dengan demikian, pada Oktober 2016 proses konstruksi bisa dimulai.
Berdasarkan lelang, pemenang paket pertama merupakan paket konstruksi di darat yakni perusahaan konsorsium yang terdiri dari Chiyoda, Saipem, Suluh Ardi, dengan PT Tripatra Engineering and Construction sebagai pemimpin konsorsium. Paket tersebut bernilai kontrak mencapai US$2,43 miliar.