Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tol Laut Selat Malaka, Sinosteel Lirik Potensi Tanjung Buton

Perusahaan China, Sinosteel Equipment & Engineering tertarik menanamkan modal untuk membangun dan mengembangkan Tol Laut di Kawasan Industri Tanjung Buton, Siak.
Jalur laut. /Bisnis.com
Jalur laut. /Bisnis.com

Bisnis.com, SIAK - Perusahaan China, Sinosteel Equipment & Engineering tertarik menanamkan modal untuk membangun dan mengembangkan Tol Laut di Kawasan Industri Tanjung Buton, Siak.

Bai Wei, Marketing Development Div II Sinosteel mengakui pelabuhan Tanjung Buton Siak yang terletak di Selat Malaka itu berdekatan dengan Singapura dan Malaysia. Pelabuhan itu sangat strategis untuk mendistribusikan sawit dan CPO.

"Kawasan ini cocok untuk berinvestasi. Rencananya, kami akan membangun beberapa infrastruktur pendukung untuk Tol Laut," katanya usai mengunjungi KITB di Siak, Rabu (3/8/2016).

Pembangunan infrastruktur pelabuhan ditargetkan dimulai tahun ini. Bai Wei mengatakan mereka masih memerlukan data dan survey lebih lanjut untuk memastikan jumlah dana yang akan diinvestasikan.

Sinosteel akan kembali melakukan pertemuan dengan Bosowa dan BUMD Siak sebagai perusahaan pengelola KITB serta pemerintah setempat untuk membahas masalah iklim, struktur tanah dan beberapa persoalan teknis.

Sinosteel merupakan rekanan dari PT Bosowa Corporindo yang mengelola Tol Laut di KITB, bekerjasama dengan BUMD Siak. Bosowa bersama beberapa BUMD Siak telah menandatangani MoU di depan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk mengelola Tol Laut di KITB.

Salman Dindia Anwar, Penanggung Jawab Proyek PT Bosowa Corporindo Wilayah Riau dan Kepulauan Riau mengatakan untuk tahap awal, mereka akan membangun crane dan beberapa fasilitas pendukung pelabuhan.

Salman mengatakan Tol Laut Tanjung Buton akan siap menampung CPO dari Riau dan daerah lainnya. Tanjung Buton juga siap menampung CPO yang overcapacity di Pelabuhan Dumai.

"Pelabuhan Dumai kelebihan kapasitas 2 juta ton selama satu tahun. Pelabuhan Tanjung Buton siap menampungnya dan mendistribusikan CPO dari Riau dan daerah lain," kata Salman.

Riau merupakan daerah sentra produksi CPO dengan produksi mencapai 6,6 juta ton per tahun. Sementara Pelabuhan Dumai hanya bisa menampung 4,5 juta ton CPO setiap tahunnya.

Salman mengatakan Tol Laut Tanjung Buton juga lebih strategis dari Pelabuhan Dumai dan Kuala Enok, Indragiri Hilir. Karena Tanjung Buton lebih dekat dengan Singapura dan Malaysia dibanding dua pelabuhan itu.

Sementara itu, akses menuju pelabuhan Tanjung Buton lebih dekat dari Pekanbaru, Ibu Kota Provinsi Riau yang juga daerah pusat ekonomi di provinsi itu. Jarak Pelabuhan Tanjung Buton - Pekanbaru sekitar 250 km dan bisa ditempuh dalam waktu 3 jam.

Sedangkan dari Pekanbaru menuju Pelabuhan Dumai memerlukan waktu sekitar 5 jam perjalanan dan Pelabuhan Kuala Enok dengan jarak tempuh 8 jam perjalanan.

Sementara itu, pemerintah pusat juga menganggarkan APBN untuk membangun infrastruktur pelabuhan. Tahun ini, pemerintah pusat mengucurkan Rp36 miliar.

Total dana yang telah dikucurkan pemerintah mencapai Rp260 miliar, sejak 2007.

"Salah satu infrastruktur yang dibangun yaitu memperluas dermaga menjadi 220x200 meter agar lebih banyak barang yang bisa dibongkar muat dalam waktu yang lebih cepat. Saat ini, luas dermaga tersebut hanya 120x100 meter," kata Kepala Dinas Perhubungan Siak Khairuddin.

Dana itu juga akan digunakan untuk membangun infrastruktur lainnya seperti lapangan penumpukan barang, gapura dan lainnya.

Selain tol laut, perusahaan daerah dan Bosowa juga akan membangun industri hilir CPO dan Migas di Kawasan Industri Tanjung Buton. Bosowa juga akan membangun pabrik kemasan semen di daerah itu.

Kawasan Industri Tanjung Buton memiliki Luas lahan kawasan 5.000 hektare. Pemerintah daerah sedang berupaya mengajukan izin Hak Pengelolaan (HPL) karena masih ada 4.400 hektare lagi yang belum HPL.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper