Bisnis.com, MEDAN - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) Sumatra Utara optimistis kinerja ekspor kelapa sawit sepanjang tahun ini akan lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu. Adapun, Gapki Sumut menilai permintaan dari negara-negara tujuan utama sudah mulai membaik.
Sekretaris Gapki Sumut Timbas Tarigan mengatakan permintaan sudah mulai mengarah ke normal. Permintaan mulai membaik terutama dari China, dan India.
"Permintaan sudah mulai normal. Tiongkok dan India sudah mulai memesan kelapa sawit dari Sumut. Setidaknya mulai normal. Tidak seperti tahun lalu yang benar-benar lesu, sehingga penurunan nilai ekspor cukup besar," tutur Timbas, Selasa (2/8/2016).
Lebih lanjut, dia memperkirakan pada 2017, ekspor kelapa sawit Sumut semakin membaik. Pasalnya, perekonomian kedua negara tersebut juga diproyeksi meningkat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, sepanjang semester I/2016, ekspor lemak dan minyak hewan/nabati berkontribusi 40,11% terhadap keseluruhan ekspor Sumut yakni US$1,44 miliar. Khusus pada Juni 2016, nilainya mencapai US$290,99 juta atau meningkat 26,91% dari Mei 2016 US$229,28 juta.
Kepala BPS Sumut Wien Kusdiatmono merinci, pada semester I/2016, ekspor lemak dan minyak hewan/nabati Sumut terutama ditujukan ke India US$213,65 juta atau berkontribusi 5,93% dari total nilai ekspor.
Selanjutnya, ke Rusia US$141,89 juta, China senilai US$132,58 juta, Myanmar US$92,03 juta, dan ke Amerika Serikat US$59,99 juta.
Pada semester I/2016, total nilai ekspor Sumut mencapai US$3,6 miliar atau merosot 5,41% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu US$3,8 miliar.
"Kalau dilihat keseluruhan, nilai ekspor kita memang belum membaik. Tapi setidaknya penurunannya sudah lebih kecil," pungkas Wien.