Bisnis.com, BEIJING – Kenaikan harga rumah di China pada Juni 2016 melamban, di saat kota lapis kedua bergabung dengan beberapa pusat kegiatan terbesar di negara tersebut dalam hal penerapan pembatasan perumahan demi mengurangi lonjakan harga.
Menurut laporan Biro Statistisk Nasional China, seperti dilansir Bloomberg hari ini (Senin, 18/7/2016), harga rumah baru, selain rumah bersubsidi pemerintah, mengalami kenaikan di 55 kota bulan lalu. Angka ini turun dari posisi 60 pada Mei di antara sebanyak 70 kota yang terdaftar.
Kenaikan harga yang melamban pada harga rumah terjadi setelah ada lebih banyak pusat kegiatan regional yang mengikuti kota utama Shanghai dan Shenzhen dalam menerapkan pembatasan demi membendung lonjakan pada harga properti.
Pihak otoritas setempat menaikkan persyaratan uang muka kredit pemilikan rumah untuk beberapa perumahan di Xiamen, sebuah kota pelabuhan di provinsi Fujian, dan Hefei, ibukota provinsi Anhui, dimana harga perumahan sebelumnya memimpin kenaikan pada Mei.
"Kami mungkin tidak akan melihat penurunan mendadak dalam harga atau penjualan tahun ini, tetapi prospek untuk tahun depan cukup buram,” ujar Alan Jin, analis Mizuho Securities Asia Ltd.
Di sisi lain, reli pada pasar perumahan telah mendukung pertumbuhan ekonomi China secara keseluruhan tahun ini, meski menunjukkan beberapa tanda pengenduran.
Output ekonomi oleh broker real-estate melonjak 8,8% dibanding setahun sebelumnya pada periode April sampai Juni, sementara kegiatan konstruksi meloncat 7,3%.