Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah mengupayakan ruas trans Papua di Segmen VI yang membentang dari Wamena—Habema—Kenyam—Mumugu dengan rute memotong pegunungan Lawrence tersambung tahun ini.
Dirjen Bina Marga Hediyanto W Husaini menyatakan untuk mengejar target tersebut, pihaknya akan mengurangi anggaran tahun ini untuk ruas trans Papua lain dan melimpahkannya ke ruas dengan total panjang 278,6 km tersebut. Dia melanjutkan panjang jalan yang masih menyisakan 10% tersebut tergolong berat pengerjaannya.
“Sepuluh persen itu berat. Apalagi praktiknya sisa pekerjaannya tidak menggambarkan 10%. Panjang-nya dengan itu gak cocok. Jadi kami harus kerja keras,” ujarnya Senin (12/7/2016).
Selain itu kondisi di Papua yang rawan konflik peristiwa penembakan dan pembakaran cukup mempengaruhi pengerjaan konstruksi. Oleh karenanya kementerian terus melakukan koordinasi bersama dengan TNI.
“Kami harus koordinasi terus dengan TNI supaya well informed, kalau kondisi tidak memungkinkan melakukan sesuatu, kami hentikan,” lanjutnya.
Hediyanto juga mengapresiasi kerja sama yang dilakukan TNI dalam membantu mengupayakan percepatan tersambungnya Trans Papua melalui penebangan pohon. Lewat itu, peranan TNI menjadi lebih besar dibandingkan pihaknya.
“Kami lebih leluasa kalau TNI yang melakukan penebangan sementara itu kami terus ikut dalam pembiayaan, penyediaan peralatan dan teknologi,” ungkapnya.
Hediyanto melanjutkan pengerjaan untuk wilayah perbatasan lain sepanjang kurang lebih 800 km justru tak terlalu memberatkan. Hal itu dikarenakan kondisi dan tekstur tanah yang datar. Dia berujar hanya wilayah Oksibil yang cukup berbukit.
Namun, progres konstruksi untuk keseluruhan Trans Papua masih membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk tersambung sepenuhnya akibat efisiensi anggaran pemerintah sebesar Rp5 triliun. “Agak terganggu sedikit dengan pemotongan Rp5 triliun itu, yang pasti Papua cukup menderita,” tambahnya.
Setiap tahun jalan baru sepanjang 200 km di Papua ditargetkan untuk dibuka dari setiap 500 km jalan baru yang dibangun untuk seluruh indonesia.
Staf Ahli Menteri Bidang Keterpaduan Pembangunan Kementerian PUPR Danis Sumadilaga memerinci hingga saat ini dari total sebelas segmen jalanTrans Papua, dua segmen diantaranya yakni Nabire—Wagete—Enarotali sepanjang 274.2km dan Waropko—Tanah Merah—Merauke sepanjang 533 km yang telah tersambung dan teraspal sepenuhnya.
Tahun ini, pemerintah akan menggelontorkan dana sebesar Rp3,45 triliun mencakup biaya pembangunan jalan, preservasi serta pembangunan jembatan yang mendukung Trans Papua.
Selain pembangunan jalan Trans Papua, pemeliharaan dan rehabilitasi juga terus dikejar secara paralel demi mencapai target kemantapan jalan sebesar 98% pada akhir tahun 2019. Pasalnya dari 3.625 km ruas yang telah tersambung baru sebesar 2.170 km jalan yang teraspal, sisanya sebesar 1.454 masih berupa agregat.
Berdasarkan data kementerian PUPR pada tahun lalu Provinsi Papua dengan panjang 2.636,7km mencapai kondisi sakhir kemantapan jalan sebesar 82,4% sedangkan Provinsi Papua Barat mencapai panjang 1.326,4 km dengan kemantapan sebesar 73,2%.
Tahun ini pemerintah menargetkan wilayah Provinsi Papua mencapai 90% target kemantapan jalan sedangkan Papua Barat sebesar 76,37%.