Bisnis.com, JAKARTA — Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) menekankan industri properti Tanah Air masih sangat menjanjikan meski saat ini dibayangi pelemahan penjualan yang signifikan.
Ketua DPP REI Eddy Hussy mengungkapkan, REI selalu menekankan bahwa pelemahan yang terjadi di industri properti saat ini sifatnya hanya jangka pendek. Secara fundamental, industri properti masih sangat bagus.
Hal tersebut terutama ditopang oleh kenyataan masih tingginya kebutuhan rumah masyarakat, tercermin dari tingginya backlog antara kebutuhan dan ketersediaan saat ini. Berdasarkan data BPS 2014 lalu, backlog mencapai 13,5 juta unit.
Selain itu, tidak ada faktor negatif yang sangat mengancam kelangsungan industri ini. Pertumbuhan ekonomi masih cukup baik dan proyek infrastruktur pemerintah akan membuka wilayah pengembangan baru.
Dirinya mengakui ada pelemahan nyata terhadap penjualan di segmen menengah hingga segmen atas pada semester pertama ini.
Dibandingkan semester pertama tahun lalu, penjualan segmen tersebut melemah sekitar 20%. Namun, secara umum pertumbuhan tetap terjadi, meski tidak signifikan.
“Kita tetap ingin meyakinkan masyarakat bahwa properti di Indonesia ini masih sangat bagus, kebutuhan masih banyak. Cuma karena ekonomi lambat sehingga orang masih wait and see,” katanya melalui sambungan telepon, Senin (11/7/2016).
Eddy menaruh harapan pada implementasi UU Tax Amnesty yang telah disahkan parlemen pada awal bulan ini. Dirinya berharap, dengan adanya kebijakan ini, investasi di sektor properti dapat mulai menggeliat kembali.
Dirinya pun optimis target REI terhadap pertumbuhan penjualan properti tahun ini yang mencapai 10% hingga 12% dapat terealisasi.