Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GAR Targetkan 100% Ketelusuran Kebun pada 2020

Induk usaha Sinar Mas, Golden Agri Resources (GAR) menargetkan ketelusuran kebun mencapai 100% pada 2020. Upaya ini dilakukan untuk terus memastikan rantai pasok perusahaan itu telah menerapkan nilai-nilai keberlanjutan.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Induk usaha Sinar Mas, Golden Agri Resources (GAR) menargetkan ketelusuran kebun mencapai 100% pada 2020. Upaya ini dilakukan untuk terus memastikan rantai pasok perusahaan itu telah menerapkan nilai-nilai keberlanjutan.

Dengan program kemamputelusuran kebun ini, perusahaan tersebut akan dapat menelusuri secara mendalam siapa saja pemasok bahan baku mereka. Pasalnya, saat ini 40% bahan baku perusahaan dapat dipenuhi sendiri, namun 60% bahan baku diperoleh dari pihak ketiga.

Head of Downstream Sustainability Implementation GAR Daniel Prakarsa menjelaskan selain mementingkan aspek keberlanjutan, penelusuran rantai pasok juga dalam jangka panjang diyakini dapat mengerek produktivitas dan meningkatkan kualitas produksi perusahaan.

“Kemamputelusuran ini penting karena kami dapat menceritakan perubahan perbaikan dari rantai pasok kami. Kami tidak bisa melakukan perubahan itu tanpa mengetahui sampai mana rantai pasoknya,” jelas Daniel saat menggelar buka puasa bersama wartawan di kantornya di Jakarta, Rabu (29/6/2016).

Daniel mengatakan perusahaan mengumpulkan hingga 7 juta ton bahan baku per tahun yang berasal dari 44 pabrik kelapa sawit (PKS) yang dikelola langsung oleh perusahaan, dan 445 PKS milik pemasok ketiga.

Total 44 PKS milik sendiri tersebut berkontribusi hingga 40% pasokan bahan baku namun sebagian besarnya atau 60% tetap dipasok oleh pihak ketiga. Adapun, PKS pihak ketiga ini juga membeli bahan bakunya dari perkebunan yang sangat beragam termasuk vendor, tengkulak, agen, dan petani langsung.

Untuk tahap awal, GAR akan membangun kemamputelusuran pada perkebunan yang memasok ke 44 pabrik milik GAR. Upaya ini mtermasuk penelusuran tandan buah segar (TBS) yang dibeli pabrik-pabrik tersebut dari para agen TBS dan petani swadaya.

“Kami juga sudah membuat rencana kemamputelusuran untuk level perkebunan baik perkebunan besar, perkebunan plasma, maupun petani kecil yang masuk ke rantai pasok kami. Prinsipnya kami siap membantu supplier agar mereka dapat memenuhi kebutuhan kami dalam segi keberlanjutan,” jelas Daniel.

Dia mencatat untuk 44 PKS milik sendiri, 90% pasokan TBS telah berasal dari sumber yang sudah diketahui, seperti kebun milik petani plasma.

Sisanya sebesar 10% disumbang oleh petani swadaya yang memasok ke pabrik GAR. GAR menargetkan upaya tahap ini selesai pada 2017 mendatang.

Daniel menyampaikan penelusuran pada pabrik milik GAR dilakukan melalui pilot project di tiga pabrik yaitu Pabrik Ujung Tanjung di Riau, Pabrik Langga Payung di Sumatera Utara, dan Pabrik Jelatang di Jambi.

“Di sini kami melakukan dialog dengan banyak agen dan petaninya langsung. Kami belajar misalnya bagaimana mengambil titik koordinat kebun. Kami juga minta masukan dari petani dengan agen soal kendala mereka,” jelas Daniel.

Dalam proyek percontohan tersebut, GAR memfokuskan penelusuran bagi para petani swadaya yang menjual TBS-nya baik secara langsung ke pabrik maupun melalui perantara dengan menelusuri dokumen kepemilikan dan verifikasi lapangan. ()

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dara Aziliya
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper