Bisnis.com, LONDON – Pelaksanaan referendum Inggris yang baru saja berakhir tanpa diduga menempatkan suara ‘keluar’ bagi Inggris (Brexit) sebagai pimpinan hasil sementara.
Berdasarkan perhitungan hasil resmi lima wilayah pemungutan suara dari total 382 wilayah, jumlah suara yang menginginkan Inggris untuk keluar dari keanggotaannya selama 43 tahun di Uni Eropa sedikit memimpin dengan 3.207 suara.
Meskipun masih terlalu dini untuk ditentukan, hasil ini telah mendorong kegoyahan pada pergerakan nilai tukar mata uang pound sterling.
Dalam beberapa jajak pendapat terbaru sebelum referendum Inggris berlangsung kemarin, jumlah suara yang mendukung Inggris untuk bertahan diketahui memimpin perolehan. Bahkan, dua tokoh penting kubu anti-UE berpikir adanya kemungkinan untuk kalah.
Dalam pernyataannya kepada Sky News, seperti dikutip dari Reuters hari ini (24/6/2016), Ketua Partai Independen Inggris Nigel Farage yang memberikan dukungan vokal bagi Inggris untuk keluar dari UE memprediksi bahwa kubu ‘bertahan’ akan memimpin berdasarkan beberapa polling dalam pasar finansial.
Komentar Farage dan hasil jajak pendapat pro-bertahan sebelumnya dapat mengangkat pound ke atas US$1,50, level tertinggi tahun ini.
Namun pergerakannya kemudian terjun setelah hasil penghitungan suara di kota Sunderland yang menunjukkan hasil pro-keluar yang lebih kuat dari yang diperkirakan.