Bisnis.com, JAKARTA- Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan Indonesia untuk 2016 menjadi 5,1% dari proyeksi pada Januari lalu 5,3%.
World Bank menilai Indonesia sebagai salah satu eksportir komoditas cukup terpukul oleh tekanan harga di sektor tersebut.
Namun di sisi lain, arus investasi yang masuk cukup besar sehingga dapat menahan koreksi pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih dalam.
Sementara itu pertumbuhan ekonomi global turun dari 2,9% menjadi 2,4%, sebagian dikontribusikan oleh emerging market and developing economies (EMDEs), yang pertumbuhannya diturunkan menjadi 3,5% dari 4,1%.
Sejalan dengan World Bank, pemerintah juga telah merevisi target pertumbuhan ekonomi 2016 dari 5,3% dalam RAPBN-P 2016 menjadi 5,1%, ditengah melemahnya konsumsi masyarakat, investasi swasta yang di bawah ekspektasi serta harga komoditas yang masih tertekan.
Namun dalam rapat kemarin (8/6/2016), pemerintah dan DPR menyepakati asumsi pertumbuhan ekonomi di level 5,2%, dengan defisit anggaran tetap 2,48% terhadap PDB.
“Untuk mencapai target pertumbuhan di atas level 5%, realisasi penyerapan anggaran pemerintah mestinya lebih dipercepat, sehingga diharapkan dapat ikut menarik investasi swasta dan konsumsi masyarakat,” tulis HP Analytics dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (9/6/2016).