Bisnis.com, JAKARTA – Permintaan atas kemasan fleksibel cenderung stagnan menjelang peak season lebaran usai naik signifikan pada awal 2016.
Ketua Umum Asosiasi Industri Kemas Fleksibel Indonesia (Rotokemas) Felix Hamidjaja mengatakan tidak ada peningkatan yang signifikan dari pabrik-pabrik pengguna kemasan.
Dia memaparkan produsen kemasan fleksibel hanya merasakan kenaikan permintaan yang signifikan pada periode Februari—Maret dan tidak merasakan lonjakan permintaan pada Mei menjelang Ramadan.
“Mungkin stok mereka masih ada dari Februari—Maret. Kami tidak merasakan kenaikan menjelang Ramadan. Dilihat dari keadaan sampai sekaran, kami berharap tahun ini permintaan stabil saja,” kata Felix kepada Bisnis, Selasa (7/6/2016).
Sebelumnya, produsen makanan dan minuman menyatakan ada penurunan permintaan dari peritel dan distributor pada periode Maret—April 2016.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) Adhi Lukman masih optimistis omzet penjualan makanan dan minuman naik 7%--8% pada 2016 meskipun ada pelemahan permintaan pada Maret--April.
Indikator positif muncul dari peran kenaikan volume penjualan pada pertumbuhan industri tahun ini setelah tahun lalu lebih terdorong oleh kenaikan harga akibat inflasi.
“Kuartal I/2016 sebetulnya buat kami lebih bagus karena volume naik, sedangkan pada 2015 lebih karena kenaikan harga. Beruntung juga April mulai naik lagi karena menjelang persiapan puasa,” kata Adhi, beberapa waktu lalu.