Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia memproyeksikan angka pertumbuhan ekonomi nasional pada 2017 sebesar 5,2%-5,6% atau lebih rendah dari asumsi pemerintah sebesar 5,3%-5,9%.
Meski demikian, Gubernur BI DW Agus Martowardojo mengatakan proyeksi pencapaian Produk Domestik Bruto (PDB) 2017 itu lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi tahun ini yang hanya 5,0%-5,4%.
Tahun depan, dia meyakini kondisi ekonomi akan lebih baik seiring dengan pertumbuhan ekonomi global yang diprediksi BI mencapai 3,3% atau lebih tinggi dari tahun ini 3,1%.
Peningkatan kinerja ekpor diharapkan memberikan sentimen positif bagi perekonomian domestik. Permintaan investasi juga diperkirakan semakin berkembang baik bangunan dan nonbangunan.
"Proyek percepatan pembangunan infrastruktur dan implementasi paket kebijakan pemerintah mulai terealisasi khususnya daya saing dan iklim investasi," katanya dalam paparan di Badan Anggaran DPR, Senin (6/6/2016).
Dia menuturkan konsumsi rumah tangga di tahun ini masih cukup kuat dan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi dengan didukung perkembangan harga yang terjaga dan kenaikan konsumsi nonpangan
Proyeksi pencapaian laju inflasi pada kisaran 4% +/-1% tahun ini juga menjadi dasar asumsi makro BI pada tahun depan.
Sementara itu, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang terapresiasi 1,42% year to date ke Rp13.592 per 3 Juni 2016 didukung persepsi positif pertumbuhan ekonomi domestik dan pasokan valuta asing berorientasi ekspor.
Agus menaruh perkiraan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tahun depan sebesar Rp13.600-Rp13.900 atau lebih tinggi dari tahun ini Rp13.500-Rp13.800.
"Tahun depan masih menunggu normalisasi ekonomi di AS dan China. Sentimen kenaikan Fed Fund Rate juga," ucapnya.