Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dorong Literasi UMKM, OJK Bakal Optimalkan Fintech

Optimalisasi pemanfaatan financial technology akan menjadi salah satu fokus Otoritas Jasa Keuangan dalam upaya peningkatan literasi dan inklusi keuangan bagi UMKM di Indonesia.
Pengunjung mengamati kerajinan kreatif yang dipamerkan saat pameran Incraft 2016, di Jakarta, Rabu (20/4)./JIBI-Abdullah Azzam
Pengunjung mengamati kerajinan kreatif yang dipamerkan saat pameran Incraft 2016, di Jakarta, Rabu (20/4)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Optimalisasi pemanfaatan financial technology akan menjadi salah satu fokus Otoritas Jasa Keuangan dalam upaya peningkatan literasi dan inklusi keuangan bagi UMKM di Indonesia.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad menjelaskan saat ini pemerintah tengah mengedepankan peranan teknologi dalam mendorong sejumlah program nasional.
Langkah serupa, jelasnya, akan dimanfaatkan bagi pengembangan literasi dan inklusi UMKM yang selama ini masih terbilang rendah.

“Ini akan kita kaitkan dengan program Laku Pandai dan keuangan digital, dua produk yang akan kita dorong terutama dalam mendorong inklusi keuangan,” jelasnya di sela-sela seminar bertajuk High-Level Regional Seminar on Empowering MSMEs Through Financial Literacy and Inclusion, Rabu (1/6/2016).

Muliaman menjelaskan langkah tersebut juga akan menjadi bagian dalam program kerja sama dengan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).

Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Kusumaningtuti S. Setiono menuturkan masih rendahnya tingkat literasi layanan jasa keuangan di kalangan pelaku UMKM menjadi salah satu kendala utama bagi peningkatan sektor usaha tersebut.

Menurutnya, fenomena ini juga menjadi fenomena umum di sejumlah negara lain, seperti India dan Thailand.

Padahal, jelasnya, sektor UMKM menjadi kontributor yang cukup signifikan bagi perekonomian di hampir seluruh negara di dunia. Di Indonesia, sektor itu bersumbangsih hingga 57,9% pada produk domestik bruto (PDB) dan menyerap 97% pekerja nasional.

“Tantangannya hampir serupa, bisa dilihat dari sisi supply dan demand, terutama dari negara-negara Asia,” jelasnya kepada Bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper