Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah tetap mematok ekspansif RAPBN Perubahan 2016 dengan mengerek defisit anggaran dari 2,1% menjadi sebesar 2,5% dari produk domestik bruto. Draf akan bawa ke rapat paripurna DPR, Kamis (2/6/2016).
Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan pagu belanja akan mengalami penurunan dengan perkiraan sebesar penurunan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
“[Defisit anggaran] 2,5% [terhadap PDB]. Penerimaan turun sesuai penurunan PNBP. Belanja, ya turun tapi sebesar penurunan PNBP,” katanya ketika ditemui di kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (31/5/2016).
Sementara untuk asumsi makroekonomi, beberapa mengalami perubahan. Tanpa menjelaskan lebih lanjut, untuk asumsi pertumbuhan ekonomi akan tetap dipertahankan sebesar 5,3%.
Untuk asumsi harga minyak, kendati dalam perkembangan terakhir hampir menyentuh US$50 dolar per barel, pemerintah akan melihat perkiraan secara rerata. Dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2017, pemerintah memperkirakan harga minyak Indonesia (ICP) sekitar US$35 dolar per barel.
“Kita melihatnya rata-rata setelah setahun. Ya nanti kita lihat angka terbaik berapa,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel