Bisnis.com, Jakarta—Bank Indonesia melaporkan likuiditas perekonomian uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh melambat 7,1% (yoy) pada April 2016 atau Rp4.508,8 triliun. Pada bulan sebelumnya, uang yang beredar tumbuh 7,4% (yoy).
Perlambatan itu bersumber dari komponen uang kuasi (simpanan berjangka dan tabungan) dan surat berharga selain saham. Uang kuasi tumbuh melambat 5,3% sebesar Rp3.478,6 triliun atau turun 1% dari bulan sebelumnya. Perlambatan uang kasi terjadi pada simpanan dalam valuta asing.
“Penurunan simpanan berdenominasi valas itu terkompensasi oleh kenaikan pertumbuha giro dan tabungan berdenominasi rupiah yang tumbuh masing-masing 15,1% dan 10,9%,” tulis laporan BI, Selasa (31/5/2016).
Melambatnya pertumbuhan kredit perbankan juga mendorong menurunnya peredaran uang. Posisi kredit pada April 2016 tercatat Rp4.036,3 triliun atau tumbuh 7,7%. Sementara, pada Maret 2016 tercatat pertumbuhan kredit tumbuh 8,4% (yoy). Kredit yang baru disalurkan bank umum pada April 2016 sebesar Rp53,9 triliun.
Perlambatan pertumbuhan kredit terutama pada Kredit Modal Kerja (KMK) yang tumbuh rendah di level 4,8% (yoy) atau sebesar Rp1.846,6 triliun. Bulan sebelumnya, KMK tercatat tumbuh 6,4% (yoy).
“Perlambatan KMK terutama dipengauhi oleh penyaluran kredit ke industri perdagangan, hotel dan restoran, serta industri pertambangan dan penggalian,” lanjut BI.