Bisnis.com, SEMARANG - Kebutuhan bahan pokok di Jawa Tengah menjelang Ramadan dan Lebaran dinilai masih mencukupi karena bertepatan dengan masa panen pada bulan ini.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan suplai kebutuhan pokok di wilayahnya menjelang Ramadan masih cukup.
Dia menuturkan untuk komoditas beras sangat cukup, karena dari hasil panen sampai Mei beras cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jateng selama satu tahun ke depan. "Untuk panen Juni 2016 dan seterusnya, Jateng akan menyumbangkan hasil panennya untuk Indonesia," paparnya, Selasa (31/5/2016).
Dia meminta kepada Perum Bulog untuk memaksimalkan tugasnya dalam menyerap bahan pokok dari para petani, supaya pasokan tidak defisit. Selain itu, distribusi bahan pokok itu bisa berjalan maksimal.
Perum Bulog Divisi Regional Jateng sampai saat ini masih melakukan penyerapan beras sebanyak 4.000 ton per hari dari petani seiring dengan masa panen raya. Upaya ini terus dilakukan agar Bulog memiliki stok beras dalam jumlah besar, yang nantinya diharapkan bisa menekan terjadinya kelangkaan beras di masyarakat.
Kepala Bulog Divre Jawa Tengah Usep Karyana menerangkan penyerapan dengan angka yang cukup tinggi ini diprediksi akan berlangsung hingga akhir Mei, bahkan bisa bertahan sampai Juni.
Menurutnya, panen raya pada akhir Mei terjadi di Kabupaten Demak dan wilayah Jateng bagian timur. Adapun, panen raya sebelumnya terjadi di wilayah selatan seperti Banyumas.
Usep tidak menyebutkan angka secara pasti, namun pihaknya mengklaim sejauh ini total serapan beras oleh Bulog sudah mencapai 40% dari target serapan di tahun ini sebanyak 505.000 ton. “Pasokan sekarang bisa untuk kebutuhan September 2016,” paparnya.
Sementara itu, terkait dengan penyaluran rastra atau beras sejahtera sejauh ini belum ada pengajuan percepatan dari daerah baik kabupaten maupun kota. Kendati demikian, pihaknya sudah siap jika sewaktu-waktu ada yang mengajukan percepatan tersebut. “Kami siap untuk penyaluran rastra, berapapun jumlahnya," kata dia.
Usep memaparkan, percepatan penyaluran akan dilakukan apabila kondisi harga beras di suatu daerah sudah tidak lagi terkontrol. "Kalau percepatan kan juga penting untuk stabilisasi harga. Kami melihat sejauh ini Jateng masih kondusif," ujarnya.
Wakil Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jateng Iskandar Simorangkir menambahkan kebutuhan bahan pokok selama ini belum begitu mengkhawatirkan di wilayah berpenduduk 35 kabupaten/kota.