Bisnis.com, CIREBON - Pemkot dan DPRD Kota Cirebon, Jawa Barat, mencoret aktivitas bongkar muat batu bara dalan Rencana Induk Pelabuhan (RIP), sehingga Pelindo II pun enggan membangun Pelabuhan itu karena pendapatan terbesar dari jasa batu bara.
Asisten General Manajer Pengendalian Kinerja dan PFSO PT Pelindo II Cabang Cirebon, Iman Wahyu mengatakan pihak Pelindo tidak mau membangun pelabuhan jika memang aktivitas bongkar muat batu bara dicoret dari RIP.
"Lebih baik dibatalkan saja rencana pengembangan Pelabuhan karena itu pendapatan kami juga terbesar dari batu bara, kalau dicoret ya mending batal," katanya di Cirebon, Senin (17/5/2016).
Iman juga mempertanyakan kepada pihak yang kontra akan batu bara, solusinya seperti apa apabila batu bara ditiadakan dari Pelabuhan Cirebon.
Menurutnya, pendapatan terbesar Pelindo dari batu bara mencapai 80 persen dari keseluruahan dan apabila aktivitas itu dilarang buat apa membangun Pelabuhan.
Ia menuturkan untuk item lain selain batu bara bisa dikembangkan, namun itu butuh waktu lama dan apabila pengangkutannya menggunakan peti kemas yang masuk serta ribuan kendaraan yang keluar dari pelabuhan bisa menjadi persolan lagi.
"Nanti apabila ada kemacetan yang disalahkan pasti Pelindo, karena telah mengembangkan peti kemas dan ditolak didemo lagi," tuturnya.
Ia menambahkan dalam RIP yang diajukan, Pelindo telah berupaya memindahkan aktivitas bongkar muat batu bara sampai 800 meter dari bibir pantai dan pemukiman.
Hal itu merupakan upaya untuk meminimalisasi debu batu bara dan sangat jauh dari pemukiman penduduk, akan tetapi saran tersebut malah ditolak. "Bolehlah keluhkan debunya, tapi ketika kami memperbaiki dan berupaya menghilangkan malah ditolak," tambahnya.