Bisnis.com, MALANG - PDAM Kota Malang membutuhkan air baku sebanyak 200 liter/detik untuk memenuhi kebutuhan layanan air minum seluruh warga Kota Malang mengacu program 100-0-100, yakni 100% sanitasi, 0% daerah kumuh, dan 100% air bersih.
Direktur Teknik PDAM Kota Malang Teguh Cahyono mengatakan kebutuhan air sebanyak itu diperlukan meski ada tambahan pasokan air baku dari Sumberpitu sebanyak 200 liter/detik dan 100 liter dari sumber Merjosari.Air baku dari berbagai sumber eksisting PDAM Kota Malang saat ini mencapai 1.500 liter/detik.
“Kebutuhan air baku sebanyak 200 liter/detik itu karena PDAM Kota Malang harus melepaskan penguasaan sumber Banyuning sebanyak 100 liter/detik kepada PDAM Kota Batu sesuai dengan konsep Sistem Pengelolaan Air Minum Regional,” ujarnya, di Malang, Kamis (12/5/2016).
Penambahan air baku untuk PDAM Kota Malang diharapkan bisa direalisasikan pada tahun depan untuk mencakup 25.000 satuan rumah (SR) baru. Beberapa titik sumber sebenarnya telah dikuasai PDAM Kota Malang, seperti di Kebonsari, Sumber Badut, dan Sumber Sareh.
Sumber-sumber tersebut belum dikelola saat ini karena pasokan air dari Sumber Wendit dan lainnya masih mencukupi. Namun dengan adanya tambahan pelanggan baru, maka otomatis perlu pula tambahan pasokan air baku.
Untuk dapat membangun instalasi sumber-sumber baru agar dapat dimanfaatkan sebagai air baku PDAM Kota Malang, kata dia, membutuhkan investasi yang tidak sedikit.
Tidak mungkin jika biaya investasi tersebut dibebankan kepada PDAM Kota Malang.
Karena itulah, perlu dukungan Pemkot Malang selalu pemilik perusahaan dan pemerintah pusat. Saat ini, jumlah pelanggan PDAM Kota Malang sudah mencapai sekitar 150.000 SR yang berarti cakupannya sudah mencapai 92%.
Untuk mencapai 100% layanan, maka masih kekurangan 25.000 SR yang 50% diharapkan dapat dipenuhi tahun ini dan sisanya pada 2017. Kawasan yang belum terjangkau air minum PDAM Kota Malang, terutama di kawasan Buring, Kec. Kedungkandang, dan Merjosari, Kec. Lowokwaru.
Pemerintah pusat sudah membantu pemasangan pipa distribusi sepanjang 60 km dengan investasi senilai Rp77 miliar, sedangkan untuk pipa tesier dibebankan kepada PDAM Kota Malang dengan nilai investasi sekitar Rp5 miliar.
Yang juga perlu dilakukan agar air baku yang ada mencukupi untuk melayani pelanggan PDAM Kota Malang yang nantinya mencapai 175.000 SR, maka harus dilakukan efisiensi dengan mengurangi angka kebocoran air.
Sampai akhir tahun diharapkan angka kebocoran bisa ditekan menjadi 15%, sedangkan saat ini masih 19%. Dengan kebocoran sebesar itu, sudah sangat jika dibandingkan rerata nasional yang kisarannya mencapai 30% lebih.
“Program pengurangan NRW (non revenue water) dibantu Pemerintah Pusat dengan nilai Rp20 miliar,” ujarnya.