Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JK Akui Serapan Belanja K/L Lambat karena Masih Proses Tender

Pemerintah berdalih penyerapan belanja modal dan belanja barang kementerian/lembaga pada awal tahun tak optimal disebabkan tahap pelelangan pengadaan barang masih belum rampung.

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah berdalih penyerapan belanja modal dan belanja barang kementerian/lembaga pada awal tahun tak optimal disebabkan tahap pelelangan pengadaan barang masih belum rampung.   

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui pertumbuhan ekonomi pada awal tahun menurun karena penyerapan belanja modal dan belanja barang sejumlah kementerian/lembaga rendah.

“Itu [penyerapan belanja K/L rendah] dapat dipahami karena awal tahun selalu dalam proses tender,”ujarnya, Selasa(10/9/2016).

Meski pemerintah menerapkan inovasi kebijakan dengan memajukan tahap perencanaan proyek dan eksekusi lelang lebih awal, namun tak semua dapat terlaksana dengan baik. Penyebabnya, ada aturan bahwa proyek tak bisa mulai terlaksana tanpa didahului ketersediaan anggaran tahun berjalan.  

Dalam kesempatan tersebut, Kalla mengapresiasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang telah melakukan perencanaan dan persiapan proyek infrastruktur sejak awal jauh sebelum jadwal pembangunan terlaksana.  

“Untuk jalan-jalan dan lainnya kementerian lain belum punya perencanaan yang sebaik Kementerian PUPR,”tuturnya.

Ke depan, dia mengaku pemerintah tetap optimis mencapai pertumbuhan ekonomi lebih tinggi pada kuartal kedua 2016 dengan rampungnya proses tender dan berjalannya pembangunan proyek infrastruktur.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Presiden Joko Widodo menegur K/L yang diketahui tidak merealisasikan tahapan belanja modal dan belanja barang sejak awal tahun.

Dalam evaluasinya, Kepala Negara mengatakan sedikitnya hanya 3 kementerian yang mulai merealisasikan tahapan belanja modal sejak Januari tahun ini.

"Yang lainnya saya enggak tau, lupa atau memang terjebak pada rutinitas yang ada. Kalau masih terjebak, maka kejadiannya akan begini terus, berulang terus," katanya dalam pembukaan sidang kabinet paripurna, di Istana Negara, Selasa (10/5/2016).

Padahal, dia mengatakan telah menginstruksikan sejak Desember agar belanja pemerintah, utamanya yang berkaitan dengan belanja modal mulai dilakukan di Januari-Februari, bukan dimulai dari April-Mei seperti tahun-tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lavinda
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper