Bisnis.com , JAKARTA—Geliat ekonomi diyakini lebih baik pada kuartal II/2016 dengan pertumbuhan ekonomi tembus 5%.
Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2016 tercatat 4,92% (yoy), lebih rendah dari kuartal IV/2015 sebesar 5,04% (yoy). Namun, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2016 tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur Penelitian Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan belanja pemerintah bakal naik pada kuartal ini diiringi peningkatan konsumsi masyarakat terlebih memasuki bulan puasa pada Juni 2016.
Kendati Survei konsumen Bank Indonesia menunjukkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada April 2016 menurun tipis tetapi masih berada level optimistis dengan besaran 109,0.
Hasil survei BI juga memperlihatkan konsumen yang menduga adanya tekanan kenaikan harga masih meningkat pada Juli 2016. Indeks Ekspetasi Harga pada tiga bulan mendatang tercatat naik 2,6 poin menjadi 174,0.
“Selama tidak ada kebijakan yang kontraproduktif terhadap daya beli masyarakat semestinya tidak ada penurunan konsumsi,” katanya, di Jakarta, Senin (9/5/2016).
Namun begitu, dia menyampaikan bahwa peran daerah juga harus ditekankan untuk menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi nasional. Menurutnya, daerah seharusnya tidak bergantung pada satu sektor untuk menggerakaan perekonomian.
“Seandainya tiap daerah tidak bergantung pada satu sektor, sumber pertumbuhan pertumbuhan ekonomi yang variatif sehingga ada gelombang shock tertentu dia masih ada sektor lain,” ucapnya.