Bisnis.com, KEDIRI- Di luar kebiasaan, Pemkab Nganjuk tahun ini tak menggelar pasar murah bahan pokok menjelang Lebaran. Biasanya, pasar murah diadakan untuk membantu meredakan lonjakan harga.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan, dan Energi Kabupaten Nganjuk Heni Rochtanti mengatakan format pasar murah akan diganti dengan operasi pasar murni.
Sayangnya, perubahan itu -- mencakup anggaran untuk subsidi-- belum masuk ke dalam APBD 2016. Pemkab baru mengusulkannya dalam perubahan anggaran keuangan (PAK) APBD 2016 yang mungkin baru disepakati dengan DPRD Oktober.
"Karena perubahan format itu, bulan puasa kali ini tidak ada pasar murah," kata Heni saat dihubungi, Jumat (6/5/2016).
Biasanya, Pemkab menjual paket sembako murah setiap menjelang Lebaran dengan menyubsidi 60% harga pasar. Sebagai gambaran, jika harga normal paket bahan pokok Rp100.000, maka dengan subsidi 60%, harga paket dijual Rp40.000 kepada penerima.
Namun, kali ini Pemkab hanya mengandalkan pasar murah yang digelar Pemprov Jawa Timur rutin setiap akan Idul Fitri.
Adapun operasi pasar murni kemungkinan baru dapat digelar menjelang tahun baru 2017 dengan anggaran Rp200 juta.
Biasanya, kata Heni, harga barang-barang pokok biasanya juga melejit saat itu. Berbeda dengan pasar murah yang menawarkan paket bahan pokok, operasi pasar murni menyasar lebih khusus, yakni bahan pokok yang berbobot inflasi tinggi.
Operasi itu dilakukan saat komoditas mengalami gejolak tinggi yang didahului dengan analisis terhadap pola perubahan harga. Selain itu, operasi pasar murni menyasar seluruh masyarakat, berlainan dengan pasar murah yang hanya membidik masyarakat kurang mampu.
Intervensi ini meniru langkah Pemkot Kediri yang sudah melakukannya sejak tahun lalu. Operasi pasar murni di Kota Tahu dilakukan terhadap beras, telur ayam ras, gula kristal putih, bawang merah, dan minyak goreng.
Menggandeng distributor beras, peternak ayam petelur, pabrik gula, asosiasi bawang merah, dan pasar modern, Pemkot Kediri meminta pelaku usaha menjual dengan harga dasar alias harga barang saat keluar pabrik minus biaya transportasi. Biaya transportasi ditanggung oleh Pemkot Kediri dengan anggaran Rp50 juta saat menggelar OPM menjelang Natal 2015 dan Tahun Baru 2016. Biaya transportasi sebagian komoditas juga ditanggung Bank Indonesia Perwakilan Kediri.