Bisnis.com, PADANG - Berlebihnya pasokan cabai merah dan musim panen padi bulan lalu menyebabkan dua kota di Sumatra Barat, Padang dan Bukittinggi mengami deflasi. Pemda diminta mewaspadai siklus bulan Ramadan yang menyebabkan naiknya permintaan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar Dody Herlando mengatakan, per April 2016 Kota Padang mengalami deflasi 0,92% dan Bukittinggi deflasi 1,59%, sejalan dengan penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) menjadi 127,72 dari bulan sebelumnya 128,91.
“Ada beberapa komoditas pangan yang mengalami penurunan, terutama cabai merah yang kelebihan pasokan karena rantai distribusi yang bagus, dan beras yang sudah musim panen,” katanya kepada Bisnis.com, Senin (2/5/2016).
Komoditas cabai merah mengalami deflasi di Padang sebesar 14,65% dan Bukittinggi 37,98%. Lalu beras deflasi di Padang 3,39% dan Bukittinggi 7,12%, dan cabai hijau mengalami deflasi 12,20% di Padang dan 16,39% di Bukittinggi.
Meski sejumlah komoditas pangan di daerah itu mengalami deflasi, tetapi bawang merah dan bumbu-bumbuan justru sebaliknya menghambat laju deflasi Sumbar.
“Bawang merah masih tinggi, padahal cabai sudah turun. Biasanya, ini [penurunan] kan serentak, perlu dicermati lagi,” ujarnya.
Deflasi bulan lalu disebabkan penurunan harga pada empat kelompok pengeluaran di Padang, yakni kelompok bahan makanan deflasi 2,21%, perumahan, ari, listrik, gas, dan bahan bakar deflasi 0,32%, sandang 0,02% dan transportasi dan jasa keuangan 1,69%.
Sementara kelompok makanan jadi minuman, rokok dan tembakau inflasi 0,24% dan kesehatan inflasi 0,34%. Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak mengalami perubahan.
Untuk Kota Bukittinggi, deflasi disebabkan penurunan harga pada dua kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan 5,43%, dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 1,87%.
Sedangkan, lima kelompok lainnya mengalami inflasi yakni kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,27%, perumahan, ari, listrik, gas dan bahan bakar 0,02%, sandang 0,25%, kesehatan 025%, dan pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,01%.