Bisnis.com, JAKARTA - Kenaikan jumlah uang beredar dalam arti luas pada Maret 2016 yang tumbuh 7,4% mengindikasikan peningkatan likuiditas di masyarakat. Hal ini dapat memacu geliat ekonomi jika terkontrol dengan baik.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Dzulfian Syafrian mengatakan pertumbuhan likuiditas sebesar Rp4.561,1 triliun itu sebagai respons pasar terhadap pelonggaran kebijakan moneter yang dilakukan Bank Indonesia pada awal tahun hingga Maret 2016.
"Penurunan BI Rate memang biasanya akan dibarengi oleh penurunan suku bunga kredit dan juga deposito," katanya.
Pada Maret 2016, suku bunga kredit tercatat sebesar 12,70%, turun 9 basis poin dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 12,79%.
BI melaporkan posisi kredit yang disalurkan perbankan pada akhir Maret 2016 tercatat sebesar Rp 4.027,2 triliun atau tumbuh 8,4% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 8,1% atau Rp3.996,6 triliun.
Menurutnya, momentum ini harus tetap diwaspadai dan dikontrol oleh BI sehingga kenaikan uang beredar tidak membuat inflasi lebih tinggi dari target yang ditetapkan. Dia memperkirakan laju inflasi akan meningkat pada kuartal kedua.
"Terlebih di kuartal kedua ini memang biasanya inflasi cukup tinggi, didorong oleh bulan Ramadan dan anak-anak kembali ke sekolah," ucapnya.