Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Asean Open Sky, 2 BUMN Lebarkan Sayap ke Bisnis Kargo

Dua perusahaan BUMN yang bergerak di industri penerbangan mulai berlomba-lomba memacu pendapatan noninti dari bisnis kargo, seiring dengan berjalannya kebijakan Asean Open Sky.
Industri jasa kargo/Ilustrasi
Industri jasa kargo/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Dua perusahaan BUMN yang bergerak di industri penerbangan mulai berlomba-lomba memacu pendapatan noninti dari bisnis kargo, seiring dengan berjalannya kebijakan Asean Open Sky.

Kedua BUMN tersebut antara lain PT Angkasa Pura II, selaku pengelola 13 bandara di wilayah barat dan PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA), selaku operator penerbangan pembawa bendera atau flag carrier.

Faik Fahmi, Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis PT Angkasa Pura II mengatakan kontribusi pendapatan dari bisnis kargo selama ini hanya sekitar 3% dari total pendapatan Angkasa Pura II.

“Pendapatan dari kargo itu masih kecil karena peran Angkasa Pura hanya sebagai fasilitas provider untuk pelaku kargo. Makanya, kami berencana ikut bermain sebagai pelaku kargo atau service provider,” katanya, Rabu (27/4/2016).

Untuk merealisasikan rencana tersebut, lanjut Faik, Angkasa Pura II akan membentuk anak usaha baru yang khusus menangani bisnis kargo. Adapun, progres pembentukan anak usaha tersebut saat ini masih di proses Kemenkumham.

Pada tahap awal, Angkasa Pura II akan menyuntikan dana segar sebesar Rp200 miliar untuk anak usaha tersebut. Selain berperan sebagai pelaku bisnis kargo, anak usaha Angkasa Pura II itu juga akan mengelola fasilitas cargo village.

Sekadar informasi, cargo village merupakan bagian dari pengembangan Bandara Soekarno Hatta Cengkareng guna mendukung aktivitas kegiatan kargo udara. Rencananya, luas cargo village bakal mencapai 160.000 m2 dengan kapasitas 1,5 juta ton.

Dengan adanya cargo village dan anak usaha yang ikut bermain sebagai pelaku bisnis kargo, Faik optimistis kontribusi pendapatan dari bisnis kargo bakal melonjak hinga 10% pada 2019 mendatang.

“Tidak menutup kemungkinan kita akan menggandeng airlines maupun partner lainnya. Pola kerja samanya bisa macam-macam, misalnya revenue sharing atau joint operation. Kami, yakin bisnis kargo ini cukup prospektif,” tuturnya.

Tak hanya itu, Faik juga mengaku perseroan juga mengincar usaha lainnya yang masih terkait dengan bisnis kargo, yakni sebagai pihak yang memeriksa keamanan kargo dan pos atau biasa disebut dengan regulated agent (RA).

Sementara itu, Direktur Utama Garuda Indonesia M. Arif Wibowo mengatakan Garuda Indonesia memang ingin memacu pendapatan dari bisnis kargo. Upaya yang dilakukan antara lain menambah susunan direksi yang khusus menangani kargo.

“Saat ini belly kargo kita, belum terutilisasi secara maksimum, rata-rata tingkat keterisiannya [load factor] hanya 40%-50%. Oleh karena itu, kami akan fokus juga di bisnis kargo dalam rangka sebagai revenue stream ke-4 Garuda,” ujarnya.

Arif optimistis bisnis kargo udara kedepannya akan tumbuh lebih baik, seiring dengan menguatnya industri Indonesia. Dia menargetkan tingkat keterisian kargo setidaknya akan mencapai 60% pada tiga tahun mendatang.

Di tempat berbeda, Ketua Bidang Kargo Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Boyke P. Soebroto mengungkapkan kinerja arus barang yang diangkut pesawat selama ini belum secepat pertumbuhan penumpang.

“Bahkan, pada tahun lalu, barang yang diangkut di wilayah domestik justru turun 400.000 ton, atau turun 4% dari tahun sebelumnya. Berbanding terbalik ketimbang pertumbuhan penumpang yang positif,” ujarnya.

Meski demikian, Boyke meyakini tren arus barang pada tahun ini dapat berbalik positif, seiring dengan berlakunya Asean Open Sky. Menurutnya, Asean Open Sky membuka peluang bagi pelaku pesawat kargo untuk mengembangkan bisnisnya.

Seiring dengan bertambahnya kue pangsa pasar kargo udara, dia memperkirakan volume kargo yang diangkut pesawat pada tahun ini akan tumbuh 8%, menjadi 520.000 ton dari realisasi tahun lalu sebesar 400.000 ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper