Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Indonesia Aviation and Aerospace Watch (IAAW) Juwono Kolbion menilai Indonesia belum siap menghadapi persaingan di level Asean. Menurutnya, berbagai masalah yang tersebar hampir di seluruh lini penerbangan harus diperbaiki bahkan sejak 10 tahun lalu.
"Harusnya dibangun sejak 10 tahun lalu, tetapi apa yang terjadi beberapa maskapai penerbangan nasional kita ada yang gulung tikar dan megap-megap," katanya, Selasa (14/4/2015).
Dia mengatakan perbaikan infrastruktur bandara harus menjadi prioritas pembangunan, termasuk fasilitas dan sumber daya manusia. Saat ini, ada hampir 900 pilot asing yang bekerja pada penerbangan komersial Indonesia.
Salah satu yang menjadi salah satu masalah pengembangan pilot adalah sulitnya mendapatkan basic license karena terbatasnya Aircraft Maintenance Training Organization (AMTO).
Selain itu, katanya, pemerintah juga harus mengatur penyediaan barang atau jasa untuk kepentingan penerbangan. Besarnya beban biaya pengadaan suku cadang pesawat juga membawa dampak sulitnya maskapai nasional untuk berkembang.
Pajak yang dikenakan untuk pengadaan tersebut mencapai 6%-10%. Padahal, negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia telah membebaskan bea masuk suku cadang pesawat.
"Terkadang di Bea Cukai masuk kategori barang bekas [suku cadang]. Barang bekas ini misalnya dianggap beda sehingga lama. Keterlambatan dalam mempersiapkan pesawat terbang menimbulkan multiplier effect yang sangat besar sekali," ucapnya.