5. Kedaulatan Benih
Dwi beranggapan peneliti, petani, dan sumberdaya benih di Indonesia tidak kalah menjanjikan dibandingkan dengan produksi korporasi multinasional.
Peneliti lokal berpotensi mengembangkan sendiri benih-benih unggul yang cocok untuk berbagai wilayah RI.
"Kami ingin agar petani kecil bergerak sendiri melalui AB2TI untuk menghasilkan benih-benih berkualitas karya petani kecil. Salah satu yang sudah diproduksi adalah IF8, yang merupakan varietas padi terbaik di Indonesia dengan produktivitas 10-14 ton GKP/ha," ujarnya.
Lebih lanjut, dia menyebut upaya untuk membangun kedaulatan benih saat ini sudah sampai pada pengembangan 1.013 pragalur padi yang telah disebar ke jaringan tani di 5 kabupaten untuk diseleksi karakteristik wilayah dan kebutuhan para petani.
"Saat ini kami juga sudah bergerak di benih hortikultura. Banyak benih karya petani lokal yang lebih bagus secara fisik maupun produktivitasnya dibandingkan benih milih MNC. Melalui gerakan itu, kami akan terus berjuang mewujudkan Indonesia Daulat Benih," ujarnya.
Melihat perkembangan konstelasi industri agrikultur sekarang, rasanya pemetaan pasar benih akan semakin penuh dinamika ke depannya.
Sebagai pasar terbesar di Asean, RI akan menjadi medan pertempuran kepentingan korporasi dan pergerakan kedaulatan agrikultur.
Lantas, siapkah pertanian Indonesia menjadi lebih tech-savvy? Atau, jangan-jangan, benturan kepentingan di sana-sini justru akan semakin menumpulkan harapan petani untuk mendapatkan peningkatan penghasilan dan menaikkan produktivitasnya.