Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (Aperlindo) menyatakan bahwa industri lampu LED potensial dikembangkan seiring dengan kesadaran masyarakat akan produk hemat energi dan juga tren global.
Ketua Aperlindo John Manoppo menjelaskan bahwa pada 2015, terjadi peningkatan penjualan lampu LED hingga 100% dari 40 juta unit pada 2014 menjadi 80 juta unit pada 2015.
Selain itu, angka ini masih bisa ditingkatkan dengan masih belum beralihnya konsumen yang menggunakan lampu hemat energi (LHE).
“Kebutuhan lampu di Indonesia rata-rata 300 juta unit per tahun. Ini masih berpotensi lagi untuk dikembangkan,” tuturnya, Selasa (26/4/2016).
Meski demikian, produksi lampu LED lokal saat ini masih belum mencapai 3 juta unit per tahun, dari sepuluh pemain lokal.
Menurut John, hal ini disebabkan karena pelaku industri masih menantikan adanya kepastian regulasi dari pemerintah.
“Mereka sebenarnya mau mengembangkan, tapi masih ragu-ragu karena belum ada aturannya. HS code dan SNI belum ada. Kalau sudah ada regulasinya, saya yakin pelaku industri ini akan mengembangkan. TKDN [tingkat kandungan dalam negeri] yang sekarang masih 20%-30% juga bisa ditingkatkan sampai 40% kalau industrinya berkembang,” katanya.
John menjelaskan bahwa pemerintah perlu bergerak cepat agar pelaku industri bisa mengambil momentum baik untuk pasar dalam negeri maupun di regional Asean.
Pasalnya di Asean baru ada tiga negara yang memiliki industri perlampuan, yakni Indonesia, Thailand dan Vietnam.