Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Lampu di Daerah 3T Diramalkan Melonjak

Pelaku industri lampu nasional menilai konsumsi lampu di daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T) pada 2021 akan tumbuh paling tinggi secara tahunan.
Santri Pondok Pesantren Baitul Mustofa, Kedung tungkul, Mojosongo, Solo mengikuti Tadarusan dengan penerangan Senthir (lampu minyak) di halaman pondok, Senin (27/5/2020). / Espos-Sunaryo Haryo Bayu
Santri Pondok Pesantren Baitul Mustofa, Kedung tungkul, Mojosongo, Solo mengikuti Tadarusan dengan penerangan Senthir (lampu minyak) di halaman pondok, Senin (27/5/2020). / Espos-Sunaryo Haryo Bayu

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku industri lampu nasional menilai konsumsi lampu di daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T) pada 2021 akan tumbuh paling tinggi secara tahunan.

Asosiasi Perlampuan Indonesia (Aperlindo) menyatakan tingginya persentase pertumbuhan tersebut disebabkan oleh jumlah pembanding yang kecil. Oleh karena itu, volume konsumsi lampu di daerah 3T masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan konsumsi di daerah perkotaan.

"[Kalau ditanya daerah 3T] menjadi prospek besar, jawabannya tidak. Tapi, kami sebagai industri harus membantu. Umpamanya di Pulau Rote hanya berapa ribu unit, tetap kami membantu [konsumsi lampu di sana]," kata Ketua Umum Aperlindo Jhon Manoppo kepada Bisnis, selasa (15/12/2020).

Jhon meramalkan pertumbuhan konsumsi lampu di daerah 3T dapat mencapai 20 persen secara tahunan pada 2021. Salah satu pendorong pertumbuhan tersebut adalah peningkatan elektrifikasi dari posisi saat ini sekitar 99,3 persen menjadi 100 persen.

Selain itu, tingginya pertumbuhan konsumsi lampu di daerah 3T juga dipengaruhi oleh janji politik saat pemilihan kepala daerah. "Ada unsur politiknya kalau lampu," ucapnya.

Sementara itu, konsumsi di daerah perkotaan maksimal hanya sampai 10 persen. Jhon berujar hal tersebut disebabkan oleh jenuhnya pelanggan lampu di wilayah perkotaan.

John mencatat ada sekitar 547,16 juta lubang lampu rumah yang digunakan di dalam negeri. Namun, pangsa pasar lampu lokal hanya 25% atau terpasang dalam 136,79 juta lubang lampu.

Jhon memproyeksi konsumsi lampu pada 2020 tumbuh sekitar 9,37% menjadi 598,4 juta lampu. Ada peningkatan permintaan sekitar 15-20 persen selama pandemi dari bulan biasa.

Adapun, seluruh peningkatan permintaan tersebut dinikmati oleh pabrikan lampu light emitting diode (LED). John menyatakan kenaikan permintaan tersebut yang membuat utilisasi pabrikan stabil di kisaran 60-70 persen selama pandemi.

Namun, produktivitas per pabrikan jatuh karena dibatasi akibat pandemi Covid-19. Menurutnya, rata-rata produktivitas pabrikan turun sekitar 30-40 persen selama pandemi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper